ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN OLIGOMENORE PADA REMAJA
(Studi Kasus di SMA Negeri 2 Jombang)
Oleh : Luluk Puji Astutik
Pembimbing: Dr. Suparyanto, M.Kes; Yasmin Indriyas Y.W, SST
Remaja khususnya yang berusia 14 hingga 17 tahun rentan mengalami stres, karena pada usia ini remaja belum mampu berpikir berat sehingga mereka menjadi stres yang akhirnya menyebabkan sulit untuk berkonsentrasi dan berpikir di sekolah. Beban berat yang dialami remaja dapat menimbulkan berbagai penyakit termasuk gangguan hormonal yang berdampak pada gangguan haid diantaranya oligomenore atau siklus haid memanjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kejadian oligomenore pada remaja di SMA Negeri 2 Jombang.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2009. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik Case-control study dengan populasi semua siswi kelas XII SMA Negeri 2 Jombang yang berjumlah 224 siswi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 130 siswi yang terdiri dari 65 siswi kelompok kasus dan 65 siswi kelompok kontrol. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner, hasilnya dianalisa menggunakan uji Chi-square dengan taraf signifikasi α=0,05 dan perhitungan Odds Ratio (OR).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 65 siswi yang mengalami oligomenore (kasus) sebagian besar mengalami stres yaitu sebanyak 41 siswi (63,0%), sedangkan dari 65 siswi yang tidak mengalami oligomenore (kontrol) hanya 22 siswi (33,8%) yang mengalami stres. Dari uji Chi-square didapatkan hasil ρ=0,001 sedangkan hasil perhitungan Odds Ratio=3,3 menunjukkan bahwa siswi yang mengalami stres mempunyai risiko 3,3 kali lebih besar terkena oligomenore dibandingkan dengan siswi yang tidak mengalami stres.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara stres dengan kejadian oligomenore pada remaja di SMA Negeri 2 Jombang. Dengan demikian hendaknya remaja dapat lebih berpikir positif dalam menghadapi permasalahan yang dialami guna meminimalisasi risiko terjadinya stres sehingga dapat mencegah terjadinya oligomenore dan jika remaja mengalami stres hendaknya melakukan refresing.
Kata kunci : stres, oligomenore, remaja.
No comments:
Post a Comment