ANTI MIKROBA, ANTI VIRUS, ANTI KANKER
Apa Itu Anti Mikroba?
- AM → obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia
- Antibiotik → zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat membasmi mikroba jenis lain
- Saat ini banyak AB dibuat secara semi sintetik atau sintetik penuh
- AB diharapkan mempunyai toksisitas selektif tinggi → artinya sangat toksik bagi mikroba tapi sangat tidak toksik bagi hostpes
Aktivitas Anti Mikroba
- Aktivitas bakteriostatik: AM yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba
- Aktivitas bakteriosid: AM yang bersifat membunuh mikroba
- Kadar Hambat Minimal (KHM): kadar minimal yang diperlukan AM untuk menghambat pertumbuhan mikroba
- Kadar Bunuh Minimal (KBM): kadar minimal yang diperlukan AM untuk membunuh mikroba
Spektrum Anti Mikroba
- AM spektrum sempit → AM yang efektif untuk beberapa mikroba saja, misal: penisillin (gram positif) dan streptomisin (gram negatif)
- AM spektrum luas → AM yang efektif untuk banyak mikroba, misal: tetrasiklin (gram pos, gram neg, riketsia, chlamidya), kloramfenikol (gram negatif, riketsia, klamidia, treponema)
Mekanisme Kerja Antimikroba
- Mengganggu metabolisme sel mikroba
- Menghambat sintesis dinding sel mikroba
- Mengganggu permeabilitas membran sel mikroba
- Menghambat sintesis protein sel mikroba
- Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba
Resistensi Antimikroba
- Resistensi (kebal) AM → suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh AM
- Sifat ini merupakan mekanisme alamiah untuk bertahan hidup mikroba
Efek Samping Antimikroba
Reaksi Alergi →
- Dianggap sebagai antigen
- Reaksi tubuh hipersensitivitas
- Tidak tergantung dosis obat
- Gejala bervariasi
Reaksi Idiosinkrasi →
- Reaksi abnormal yang diturunkan secara genetik
- Contoh → pemberian primaquin pada suku negro akan menyebakan anemia hemolitik akibat kurangnya enzim G6PD
Reaksi Toksik
- Umumnya toksik selektif (relatif)
- Relatif tidak toksik → penisilin
- Aminoglikoside → toksik thd n. octavus
- Tetrasiklin → toksik pertumbuhan tulang, gigi, hepatotoksik
Faktor Superinfeksi
- Adanya faktor/penyakit yang mengurangi daya tahan pasien
- Pengunaan AM yang lama
- Luasnya spectrum AM
Tindakan superinfeksi:
- Stop AM
- Biakan penyebab superinfeksi
- Memberi AM yang sesuai thd superinfeksi
Sebab Kegagalan Infeksi
- Dosis yang kurang
- Masa terapi yang kurang
- Adanya faktor mekanik: abses, benda asing, jaringan nekrotik, sekuester tulang, batu saluran kemih, mukus yang banyak → prinsip harus dihilangkan
- Kesalahan etiologi: AM efektif untuk bakteri →tidak efektif untuk: virus, jamur, parasit
- Faktor farmakokinetik: tidak semua bagian tubuh dapat ditembus oleh obat
- Pilihan AM yang kurang tepat
- Faktor pasien: KU jelek, ketahanan menurun, gizi jelek
Penggunaan Antimikroba
- Gambaran klinik penyakit infeksi
- Penyakit infeksi ringan tidak perlu AM segera → memberi kesempatan Host untuk merangsang mekanisme kekebalan
- Gejala deman tidak selalu disebabkan mikroba → dapat oleh virus, jamur, parasit, reaksi obat
- AM hanya diperlukan pada infeksi yang telah berjalan beberapa hari dan cenderung memburuk
- Memilih AM berspektrum luas tidak dibenarkan → hasil belum tentu lebih efektif daripada spektrum kecil
- AM generasi ke3: sepalosporin, fluoroquinolin, aminoglikosida → sebaiknya tidak digunakan rutin
- Kondisi pasien perlu dipertimbangkan, misal penyakit ginjal, hati hindari tetrasiklin
Macam Antibiotik
- Golongan Penicilin: Benzatin Penisilin (Penisilin G), Fenoksimetil Penisilin (Penisilin V), metisilin, Nafsilin, Oksasilin, Kloksasilin, Dikloksasilin, Flukloksasilin, Ampisilin, Amoksilin, Karbenisilin, Tikarsilin, Aziosilin, Meziosilin, Piperasilin
- Sulfonamid dan Kotrimoksasol
- Antiseptik saluran kemih: Metanamin, Asam nalidiksat, Nitrofurantoin
- Tuberkulostatik: Streptomisin, Isoniazid, Rifampisin, Etambutol, Pirazinamid, PAS, Sikloserin, Kanamisin, Kapreomisin, Etionamid
- Leprostatik: Sulfon, Rifampisin, Klozamisin, Amitiozon,
- Sefalosporin:
- Generasi 1: Sefolotin, Sefapirin, Sefazolin, Sefaleksin, Sefradin, Sefadroksil
- Generasi 2: Sefamandol, Sefoksitin, Sefaklor, Sefuroksim, sefonisid, Seforanid
- Generasi 3: Sefotaksim, Moksalaktam, Sefriakson, Sefoperazon
- Betalaktam: Aztreonam, Asam Klavulanat, Sulbaktam, Dinatrium Tikarsilin/Kalium Klavulanat, Natrium Ampisilin/Natrium Sulbaktam
- Tetrasiklin: Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin, Tetrasiklin, Demekloksiklin, Doksisiklin, Minosiklin
- Kloramfenikol: Kloramfenikol, Tiamfenikol
- Aminoglikoside: Streptomisin, Gentamisin, Kanamisin, Amikasin, Tobramisin, Netilmisin, Neomisin,
- Eritromisin dan Makrolit
- Linkomisin dan Klindamisin
- Polimiksin
- Basitrasin
- Natrium Fusidat
- Mupirosin
- Spektinomisin
- Vankomisin
- Golongan Kuinolon
ANTI VIRUS
- Amantadin: mengambat proses perakitan virus Influenza A
- Asiklovir: menghambat DNA polimerase virus → khusus virus Herpes
- Gansiklovir: mekanisme belum jelas → untuk CMV (Cyto Megalo Virus) →virus Herpes
- Ribavirin: menghambat virus saluran nafas: Virus Influenza A dan B
- Zidovudin: Azidotimidin → sebagai inhibitor kompetitif reverse transcriptase dari HIV dan Retrovirus
- Idoksuridin: mengalami fosforilasi dan masuk ke DNA sel → untuk Virus herpes dan pox
- Inosipleks: Inosine pranobex → sebagai imunomodulator
ANTI KANKER
- Kanker: adalah penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler
- Sifat: tumbuh berlebih (tumor), invasif, metastatik, hereditas, pergeseran metabolisme: pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino, serta peningkatan katabolisme KH untuk energi sel
- Obat antikanker sangat spesialistik →batas keamananya begitu sempit, sehingga hanya dibenarkan digunakan oleh dokter ahli saja
- Penggunaan yang kurang cermat, hanya menambah penderitaan dan pemborosan biaya saja
Golongan Obat Anti Kanker
- Cell Cycle Specific (CCS) → memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase tertentu dari siklus sel
- Cell Cycle Non Specific (CCNS)
- Alkilator → pembentukan ion karbonium yang sangat reaktif pada perusakan fungsi DNA
- Anti Metabolit → menghambat sintesis DNA sel kanker
- Produk alamiah: Vinblastin (VLB), Vinkristin (VCR), Daktinomisin, Mitomisin, L-asparaginase
- Hormon: Prednison, Progestin, Estrogen, Androgen
- Isotop Radioaktif: Fosfor dan Iodium
Efek Anti Kanker
- Mengganggu Hemopoetik dan gastroiintestinal: Lekopenia, trombositopenia, anemia; Anoreksia, mual, muntah, diare, stomatitis aftosa
- Kulit: eritema, urtikaria, erupsi makulopapular, sindrome Stevens Johnson
- Menyebabkan Nepropati hiperuresemik, Gagal Ginjal
Efek Non Terapi
- Bersifat Teratogenik pada binatang → jangan diberikan pada kehamilan trimester1
Imunosupressan
- Obat yang menekan respon imune
- Digunakan pada tensplantasi Organ (ginjal, hati, kulit, kornea, jantung)
- Contoh: prednison, vinkristin, siklofospamid, Azatioprin, Metotreksat, Siklosporin
- Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
- Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
- Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
No comments:
Post a Comment