Dr. Suparyanto, M.Kes
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
CAIRAN TUBUH
- Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)
- Bayi: 75 % BB air
- Dewasa laki: 60% BB air
- Dewasa wanita: 50% BB air
- Orang tua: 50% BB air
- ICF = 40%, ECF = 20% (ISF =15%, IVF = 5%)
- Ion Na → kation utama ECF
- Ion K → kation utama ICF
KETIDAK SEIMBANGAN VOLUME CAIRAN TUBUH
- Defisit volume ECF adalah berkurangnya cairan isotonik plasma (serta hilangnya ion Na dan air yang relatif seimbang) → disebut dehidrasi
- Penurunan 2% : dehidrasi ringan
- Penurunan 5% : dehidrasi sedang
- Penurunan 8% : dehidrasi berat
CAUSA DEHIDRASI
Ekstrarenal:
- Gastrointestinal: muntah, diare, ileostomi, fistula biliaris, perdarahan
- Kulit: diaforesis, luka bakar
- Ruang ketiga: obstruksi usus, peritonitis, ascites, pankreatitis, efusi pleura, hipoalbuminuria, fraktur paha
Renal:
- Penyakit ginjal: nefritis, GGA, diuretik, DM, defisiensi aldosteron, penyakit Addison
GAMBARAN KLINIS DEHIDRASI
- Lesu, lemah dan lelah
- Anoreksia, haus, hipotensi
- Mukosa mulut kering, lidah kering, turgor menurun
- Oligouria
- Takikardi, pusing, sinkop
- Kesadaran menurun
PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
Ketentuan Umum:
- Berikan maintenance cairan dan ganti cairan yang hilang
- Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung, volume per volume
- Pemberian cairan dibagi rata dalam 24 jam, kecuali keadaan khusus
Kebutuhan volume 24 jam/m2
- Maintenance: 1500 ml/m2 BSA (Body Surface Area)
- Kekurangan volume cairan sedang + maintenance (penurunan BB mendadak <5%) 2400 ml/m2 BSA Kekurangan volume cairan yang berat + maintenance (penurunan BB mendadak >5%) 3000 ml/m2 BSA
KELEBIHAN VOLUME ECF
- Edema: penumpukan cairan interstisial yang berlebihan
- Edema disebabkan oleh 4 mekanisme:
- Peningkatan tekanan hidrostatis kapiler (gagal gantung kongestif)
- COP (colloid osmotic presure) yang menurun (hipoalbumin pd sirosis)
- Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
- Obstruksi aliran limfe (post mastektomi)
GAMBARAN KLINIS OVERLOAD CAIRAN ECF
- Destensi vena jugularis
- Peningkatan tekanan v sentral (>11 cm H2O)
- Peningkatan tekanan darah
- Denyut nadi penuh, kuat
- Melambatnya waktu pengosongan vena tangan (> 3-5 detik)
- Edeme perifer dan periorbita
- Asites, efusi pleura
PERUBAHAN LABORATORIUM
- Penurunan hematokrit
- Protein serum rendah
- Ion Na serum normal, ion Na urine rendah (<10 mEq/24jam) Penambahan 2% = kelebihan ringan Penambahan 5% = kelebihan sedang Penambahan 8% = kelebihan berat
PENATALAKSANAAN
- Tergantung penyebabnya → prinsip pembatasan asupan ion Na dan cairan Edema paru → perlu tindakan cepat, untuk menghindari preload yang besar (beban yang masuk jantung) → dengan cara: Posisi fowler, Pemberian diuretik kuat, Pemberian oksigen
KETIDAK SEIMBANGAN OSMOLALITAS
- Ketidakseimbangan osmolalitas adalah ketidakseimbangan konsentrasi zat yang terlarut (mineral) dalam cairan tubuh Karena ion Na merupakan partikel utama ECF → hipo/hiperosmolalitas → mencerminkan hipo/hipernatremia Hiperglikemia → kejadian khusus pada kasus DM, akibat defisiensi H. Insulin
HIPONATREMIA
- Disebabkan air yang berlebihan atau ion Na yang berkurang (Na+ serum < 135 mEq/L) Menyebabkan pembengkakan sel (karena perpindahan air dari ECF ke ICF) → mengancam jiwa → jika edem terjadi di sel otak Terapi → membuang air yang berlebihan atau menganti ion Na
HIPERNATREMIA
- Hipernatremia: kadar Na serum >145 mEq/L → menyebabkan hiperosmolalitas (ECF) → dehidrasi ICF dan pengerutan sel
Penyebab utamanya:
- Kehilangan air (mengandung Na)
- Penambahan ion Na dengan kekurangan air
PENATALAKSANAAN HIPERNATREMIA
- Menurunkan ion Na serum, sebelum mencapai kadar kritis (>160 mEq/L)
- Hipernatremia dengan normovolemia → D5 per oral atau IV
- Hipernatremia dengan hipervolemik → D5 dan diuretik
- Diabetes insipidus → desmopresin
HIPOKALEMIA
- Hipokalemia → kadar ion K serum <3,5mEq/L ( K ion utama ICF) Hipokalemia berkaitan dengan alkalosis (karena alkalosis menyebabkan ion K berpindah dari ECF ke ICF) Etiologi: asupan K ↓, kehilangan K lewat: saluran cerna, ginjal, luka bakar
EFEK HIPOKALEMIA
- Perlu diingat: diuretik, digitalis, hipokalemia merupakan kombinasi yang mematikan, karena diuretik → hipokalemia → meningkatkan efek digitalis → disritmia jantung → mati
PENATALAKSANAAN HIPOKALEMIA
- Prinsip: memulihkan ke normovolemia Hipokalemia → peningkatan asupan ion K per oral atau IV (tidak boleh >20mEq/L), bolus KCl tidak boleh IV → dapat menyebabkan henti jantung
HIPERKALEMIA
- Hiperkalemia: peningkatan kadar ion K serum >5,5mEq/L
- Hiperkalemia → keadaan darurat medis yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti jantung (cardiac arrest)
ETIOLOGI HIPERKALEMIA
- Pengambilan darah vena yang buruk → lisis sel darah → ion K keluar sel
- Ekskresi tidak memadai:
- GGA dan GGK
- Insufisiensi adrenal
- Hipoaldosteronisme
- Penyakit Addison
- Diuretik hemat kalium (spironolakton)
- Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF
- Asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
- Kerusakan jaringan (luka bakar luas, cedera remuk berat, perdarahan internal)
- Asupan yang berlebihan:
- Pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
- Pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
- Makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal
GAMBARAN KLINIS HIPERKALEMIA
Neuromaskuler:
- kelemahan otot → paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan,
- Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan
Saluran cerna:
- Mual, diare, kolik usus
Ginjal:
- Oliguria → anuria
PENATALAKSANAAN HIPERKALEMIA
- Pada ion K sangat tinggi (7-8mEq/L) atau ada perubahan EKG sangat mencolok → menunjukan adanya ancaman henti jantung → ion K harus dirunkan dalam waktu 5 menit →
- 10 ml kalsium glukonat 10% IV secara perlahan, dengan pemantauan EKG
- 500 ml glukose 10% dengan insulin dalam waktu 30 menit
REFERENSI
- Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6
No comments:
Post a Comment