Dr. Suparyanto, M.Kes
PENANGGULANGAN GIZI BURUK
UPAYA KESEHATAN MENGATASI MASALAH GIZI
- Upaya Kesehatan Kuratif dan Rehabilitatif
- Penemuan aktif dan rujukan kasus gizi buruk.
- Perawatan balita gizi buruk
- Pendampingan balita gizi buruk pasca perawatan
- Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif
- Pendidikan (penyuluhan) gizi melalui promosi kadarzi
- Revitalisasi posyandu.
- Pemberian suplementasi gizi.
- Pemberian MP – ASI bagi balita gakin
KERANGKA KERJA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
- Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
- Komponen SKPG:
- Keluarga
- Masyarakat dan Lintas Sektor
- Pelayanan Kesehatan
Peran Keluarga:
- Penyuluhan/Konseling Gizi: a. ASI eksklusif dan MP-ASI; b. Gizi seimbang; c. Pola asuh ibu dan anak
- Pemantauan pertumbuhan anak
- Penggunaan garam beryodium
- Pemanfaatan pekarangan
- Peningkatan daya beli keluarga miskin
- Bantuan pangan darurat: a. PMT balita, ibu hamil, b. Raskin
Peran Masyarakat dan Lintas Sektor
- Mengaktifkan Posyandu: SKDN
- Semua balita mempunyai KMS,
- Penimbangan balita (D),
- Konseling,
- Suplementasi gizi,
- Pelayanan kesehatan dasar
- Berat badan naik (N) sehat dikembalikan ke peran keluarga
- BB Tidak naik (T1), Gizi kurang diberikan PMT Penyuluhan dan Konseling
- Berat badan Tidak naik (T2), BGM, Gizi buruk, sakit, dirujuk ke RS atau Puskesmas
Peran Pelayanan Kesehatan
- Mengatasi masalah medis yang mempengaruhi gizi buruk
- Balita yang sembuh dan perlu PMT, perlu dikembalikan ke Pusat Pemulihan Gizi untuk diberikan PMT
- Balita yang sembuh, dan tidak perlu PMT, dikembalikan kepada masyarakat
TUJUAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
Tujuan Umum:
- Menurunnya prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) menjadi setinggi-tingginya 15 % dan gizi buruk menjadi setinggi-tingginya 2,5 % pada tahun 2014.
Tujuan Khusus:
- Meningkatnya cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di Posyandu, Puskesmas dan jaringannya.
- Meningkatnya cakupan suplementasi gizi terutama pada kelompok penduduk rawan dan keluarga miskin.
- Meningkatnya jangkauan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Tangga, Puskesmas dan Rumah Sakit.
- Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam menerapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).
- Berfungsinya Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).
KEBIJAKAN OPERASIONAL PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
- Merupakan Program Nasional: Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan antara pusat dan daerah
- Pendekatan komprehensif: Mengutamakan upaya pencegahan dan upaya peningkatan, yang didukung upaya pengobatan dan pemulihan.
- Semua kabupaten/kota secara terus menerus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, dengan koordinasi lintas instansi/dinas dan organisasi masyarakat.
- Menggalang kemitraan antara pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat di berbagai tingkat.
- Pendekatan Pemberdayaan masyarakat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
- Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan pada balita utamanya baduta.
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM puskesmas beserta jaringannya dalam tatalaksana gizi buruk dan masalah gizi lain, manajemen laktasi dan konseling gizi.
- Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk keadaan darurat melalui suplementasi zat gizi mikro, MP-ASI, makanan tambahan dan diet khusus.
- Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan KIE gizi seimbang.
- Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk, dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi.
- Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang evidence based.
- Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan masyarakat beserta swasta/dunia usaha dalam memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan di tingkat rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga, dan perbaikan pola asuhan gizi keluarga.
No comments:
Post a Comment