Saturday, November 20, 2010

SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN 2

POLUSI
  • Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Yang akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan.

Mengenai polutan dapat digolongkan kedalam dua hal yakni :
Yang bersifat kualitatif
  • Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena bencana alam dan karena perbuatan manusia, contoh polutan misalnya unsur nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.

Yang bersfat kuantitatif
  • Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya persenyawaan yang dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen dan lain-lan. Umumnya polusi lingkungan ditunjukan kepada faktor-faktor fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktor-faktor kimia seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosioekonomi dan kultur.

PENCEMARAN LINGKUNGAN
  • Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan pencemaran itu disebut dengan polutan.

Menurut WHO, ditetapkan empat tahap pencemaran yaitu :
  1. Pencemaran tingkat pertama: Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan.
  2. Pencemaran tingkat kedua: Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
  3. Pencemaran tingkat ketiga: Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menimbulkan sakit yang kronis.
  4. Pencemaran tingkat keempat: Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
  • Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan selalu menjadi polemik yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat.
  • Masalah kebersihan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Fakta ini terjadi khususnya di daerah bekas bencana alam di Aceh, Jawa Tengah dan Sumatra Utara.
  • Di samping akses air bersih yang kurang baik, kondisi kebersihan air dan lingkungan diperparah oleh kegagalan penyuluhan bagi masyarakat kelas bawah dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk berperilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun belum secara serius dijadikan prioritas pembangunan di Indonesia terutama di daerah.
  • Menjaga kebersihan dapat ditempuh dangan cara: mencuci tangan, mencuci alat makan, mencuci kaki, dan membersihkan lingkungan tempat tinggal dari kotoran dan sampah. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan kita akan menjadi lebih sehat dan kita akan lebih nyaman untuk berkarya.
  • Pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu untuk bekerja sama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah sebagai aparat negara selama ini sudah berperan dalam menjaga kebersihan dengan diterbitkannya Perda-Perda kebersihan lingkungan, antara lain Perda DKI. Jakarta No.5 Tahun 1988. Selain itu, pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya dalam menjaga kebersihan melalui Dinas Kebersihannya walaupun dapat dinilai belum maksimal.
  • Jika pemerintah melaksanakan tugas dengan baik dalam menjaga kebersihan dan masyarakat ikut memelihara kebersihan lingkungannya, alangkah indahnya kondisi lingkungan tempat kita melaksanakan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus memulai dari hal terkecil dan harus mulai dari lingkungan terdekat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Faktor penyebab terjadinya masalah pada sampah
  1. Kurang tersedianya tempat sampah yang memadai dan kelayakannya untuk dipakai. Tempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah sering menjadi kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat.
  2. Pembuangan sampah yang sembarangan. Banyak masyarakat kita yang sekarang ini kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, misalnya pembuangan sampah yang sembarangan, yang dilakukan sembarang tempat menyebabkan banjir misalnya pembuangan sampah di sungai.
  3. Kurang kesadaran diri
  4. Belum ada aturan yang melarang pembuangan sampah.

Faktor penyebab terjadinya masalah pada polusi
Pencemaran udara
  • Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.
  • Meskipun sesekali telah mulai turun hujan, tetapi coba sempatkan menengok ke langit saat udara cerah sejak pagi sampai sore hari. Langit di kota-kota besar di Indonesia sudah tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
  • Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan dengan sangat bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru.
  • Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Pencemaran air
Penyebab pencemaran air
  • Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar.
  • Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
  • Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti :
  • Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
  • Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
  • Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
  • Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai-sungai

Komponen Pencemaran Air
  • Zaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia. Dan hampir 100.000 zat kimia digunakan secara komersil. Sebagian besar sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Seperti pestisida yang digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.
Bahan Buangan Padat
  • Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
  • Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.

Bahan buangan anorganik
  • Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.

Bahan buangan cairan berminyak
  • Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

Bahan buangan berupa panas
  • Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.

Bahan buangan zat kimia
  • Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi :
  1. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
  2. Bahan pemberantas hama (insektisida),
  3. Zat warna kimia,
  4. Zat radioaktif.

BAHAYA DARI POLUSI AIR
  • Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
  • Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
  1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
  2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
  3. Pendangkalan dasar perairan
  4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
  5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
  6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
  7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
  8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

DAMPAK PENCEMARAN AIR DI LINGKUNGAN SEKITAR
  • Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
  1. Dampak terhadap kehidupan biota air
  2. Dampak terhadap kualitas air tanah
  3. Dampak terhadap kesehatan
  4. Dampak terhadap estetika lingkungan

SOLUSI MASALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN

  • Solusi masalah kebersihan lingkungan pada sampah
  • Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut :
Penumpukan.
  • Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
Pengkomposan.
  • Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
Pembakaran.
  • Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran.
"Sanitary Landfill".
  • Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.

PEMANFAATAN SAMPAH
  • Sampah basah : Kompos dan makanan ternak
  • Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang
  • Sampah kertas : Daur Ulang

DAUR ULANG
  • Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.

Material yang dapat didaur ulang :
  • Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
  • Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak.
  • Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.
  • Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll
  • Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll
  • Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

MANFAAT PENGELOLAAN SAMPAH
  1. Mengehemat sumber daya alam
  2. Mengehemat Energi
  3. Mengurangi uang belanja
  4. Menghemat lahan TPA
  5. Lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman)

SOLUSI KEBERSIHAN LINGKUNGAN PADA POLUSI
Pencemaran udara
  • Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.
  • Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
  • Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
  • Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
  • Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
  • Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
  • Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara

Pencemaran udara
  • Penanggulangan terjadinya pencemaran air. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
  • Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
  • Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

Pengolahan limbah
  • Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
  • Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.


REFERENSI
  1. Slamet Riyadi, 1986. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya; usaha nasional karya indah.
  2. James f. Mc kenzie, 2006. Kesehatan Masyarakat. Jakarta; EGC
  3. Effendi Nasrul, 1997. Konsep Dasar Perawatan Komunitas. Jakarta; EGC
  4. http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/14/time/065945/idnews/538401/idkanal/131 (online) 06-oktober-2010
  5. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.htm (online) 06-oktober-2010
  6. http://www.jala-sampah.or.id/index.htm (online) 06-oktober-2010



SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN 1

Dr. Suparyanto, M.Kes

SAMPAH DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN 1

PENGERTIAN SAMPAH
  • Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.

MACAM SAMPAH
  • Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
  2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
  • Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

SAMPAH DAN PENGELOLAANNYA
  • Pernahkah kita menghitung sudah berapa banyak sampah yang kita buang sehari? Sisa makanan, kertas barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta masih banyak lagi.
  • Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan lain sebagainya.
  • Lalu coba kita tengok tempat sampah di rumah sakit. Volumenya mungkin sama besarnya, tetapi sampahnya lebih banyak terdiri dari perban bekas, obat-obatan tak terpakai, botol-botol infus dan sebagainya. Diperkirakan bahwa rata-rata penduduk di kota membuang sampah sebanyak 1 - 2 kg sehari.

JENIS-JENIS SAMPAH
  1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan.
  2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan Styrofoam.
  3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun.
  4. Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan sebagai pupuk. 
  • Jadi bisa dibayangkan banyaknya sampah seluruh kota dalam sehari. Apa jadinya bila sampah-sampah ini tidak tertangani? Tentunya tidak mustahil kalau kota kita tertimbun oleh sampah bukan? Karenanya, kita dianjurkan untuk meminimalkan terjadinya pembuangan sampah terutama yang tergolong sampah B3. 
JENIS-JENIS SAMPAH BERDASARKAN SUMBERNYA
  1. Sampah alam
  2. Sampah manusia
  3. Sampah konsumsi
  4. Sampah nuklir
  5. Sampah industri
  6. Sampah pertambangan

JENIS SAMPAH BERDASARKAN SIFATNYA
  1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
  2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Alam
  • Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

Sampah Manusia
  • Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah Konsumsi
  • Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Sampah Nuklir
  • Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Sampah menjadi masalah
  • Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.
  • Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat?
  • Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R : Replace (mengganti), reduce (mengurangi), re-use (memakai), dan recycle (daur ulang).

Sistem Pengelolaan Sampah
  • Secara garis besar ada tiga system pengelolaan sampah. Dengan cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik.

Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?
  • Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang.
Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?
  • Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air.
Bagaimana penanganan sampah di TPA?
  • TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah disekitarnya.
  • Sampah- sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.

Apa itu Insinerator?
  • Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar.

Replace (Ganti dengan barang ramah lingkungan)
  • Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

Reduce (Kurangi Sampah!)
Coba cara-cara ini :
  • Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
  • Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
  • Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama

Re-use (Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!)
Coba cara-cara ini :
  • Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
  • Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.
  • Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.

Recycle (Daur Ulang Sampah!)
  • Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.
  • Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara ini :
  • Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang.
  • Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang.
  • Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.

Jangan bakar sampah sembarangan!
  • Mengapa? Karena sampah bisa terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kanker bila dibakar!
  • Bila pembakaran tidak bisa dihindari, pastikan bahwa hanya sampah organik yang dibakar, tidak terlalu banyak sampah basah, dan lakukan jauh dari kerumunan orang banyak atau benda lain yang dapat memperburuk pembakaran.
  • Kita tentunya tidak ingin menyebabkan kebakaran, bukan? Nah, mudah-mudahan dengan artikel ini kita semakin sadar bahwa masalah sampah jangan dianggap masalah yang sepele karena menyangkut kebersihan lingkungan kita.
  • Jika lingkungan tak bersih bukan tak mungkin penyakit akan mudah mengenai kita... dan ingat selalu "Buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan".

Bersambung......


POSYANDU (POS PELAYANAN TERPADU)

Dr. Suparyanto, M.Kes

POSYANDU (POS PELAYANAN TERPADU)

PENGERTIAN
  • Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program kb dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
  • Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
  • Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana

TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU
  1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil, melahirkan dan nifas)
  2. Membudayakan NKKBS.
  3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
  4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

PENGELOLA POSYANDU.
  • Penanggungjawab umum : kades/lurah
  • Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat
  • Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK
  • Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
  • Pelaksana: kader PKK, yang dibantu petugas KB-KES (Puskesmas).

KEGIATAN / PROGRAM POKOK POSYANDU :
  1. KIA
  2. KB
  3. lmunisasi.
  4. Gizi.
  5. Penggulangan diare.

PEMBENTUKAN POSYANDU.
Langkah – langkah pembentukan:

  1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
  2. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
  3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
  4. Pemilihan kader posyandu.
  5. Pelatihan kader posyandu.
  6. Pembinaan.

KRITERIA PEMBENTUKAN LOKASI POSYANDU.
  • Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani 100 balita.

KRITERIA KADER POSYANDU :
  1. Dapat membaca dan menulis.
  2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
  3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
  4. Mempunyai waktu yang cukup.
  5. Bertempat tinggal di wilayah posyandu.
  6. Berpenampilan ramah dan simpatik.
  7. Diterima masyarakat setempat.

PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.

  • Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
  • meja 1 : pendaftaran.
  • meja 2 : penimbangan
  • meja 3 : pengisian kms
  • meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.
  • meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan
  1. Imunisasi
  2. Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan agustus.
  3. Pembagian pil atau kondom
  4. Pengobatan ringan.
  5. Konsultasi KB-kesehatan

  • Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja 5 merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).

SASARAN POSYANDU :
  1. Bayi/balita.
  2. Ibu hamil/ibu menyusui.
  3. WUS dan PUS.

PELAYANAN DI POSYANDU
  • Kesehatan ibu dan anak :
  1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
  2. Pemberian vitamin a dosis tinggi ( bulan vitamin a pada bulan februarii dan agustus)
  3. PMT
  4. Imunisasi.
  5. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu kms setiap bulan.

  • Keluarga berencana, pembagian pil KB dan kondom.
  • Pemberian oralit dan pengobatan.
  • Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4 dengan materi dasar dari kms baita dan ibu hamil. keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
  • S : semua balita diwilayah kerja posyandu.
  • K : semua balita yang memiliki KMS.
  • D : balita yang ditimbang.
  • N : balita yang naik berat badannya.

KEBERHASILAN POSYANDU BERDASARKAN :
  1. Baik/kurangnya peran serta masyarakat: indikatornya D/S
  2. Berhasil tidaknya program posyandu: indikatornya N/D

DANA
  • Dana pelaksanaan posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan dana sehat.

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)
  • Sistem informasi posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola posyandu. oleh sebab itu sistem informasi posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan posyandu secara keseluruhan. konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.

MEKANISME OPERASIONAL SIP
  • Pemerintah desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi posyandu.
  • Pengumpul data dan informasi adalah tim penggerak pkk dengan menggunakan instrumen :
  1. catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok dasa wisma (kader PKK) .
  2. register bayi dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
  3. register anak balita dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
  4. register wus- pus alam wilayah ketiga posyandu bulan januari s/d desember.
  5. register ibu hamil dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
  6. data pengunjung petugas posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
  7. data hasil kegiatan posyandu.

catatan :
  • Instrumen/format SIP diatas oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB

Tim penggerak PKK desa/kelurahan bertanggungjawab dalam hal :
  • Menghimpun data dan informasi dari seluruh posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.
  • Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
  • Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (rakorbang).
  • puskesmas, PPLKB, kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor posyandu di tingkat kecamatan.
  • Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. masalah-masalah yang dapat diatasi oleh pemerintah tingkat kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat kabupaten/kotamadya sebagai bahan rakorbang tingkat ll.

STRATA POSYANDU
  • Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :
Posyandu pratama :
  • Belum mantap.
  • Kegiatan belum rutin.
  • Kader terbatas.
Posyandu madya :
  • Kegiatan lebih teratur
  • Jumlah kader 5 orang
Posyandu purnama :
  • Kegiatan sudah teratur.
  • Cakupan program/kegiatannya baik.
  • Jumlah kader 5 orang
  • Mempunyai program tambahan
Posyandu mandiri :
  • Kegiatan secara terahir dan mantap
  • Cakupan program/kegiatan baik.
  • Memiliki dana sehat dan jpkm yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata posyandu adalah :
  1. Jumlah buka posyandu pertahun.
  2. Jumlah kader yang bertugas.
  3. Cakupan kegiatan.
  4. Program tambahan.
  5. Dana sehat/JPKM

  • Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader pkk, lpm sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung posyandu.

REFERENSI
  1. Soekidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
  2. Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta
  3. Depkes RI, 1996, Pedoman pemantauan KIA. (pws – KIA ), Jakarta


Friday, November 19, 2010

DIABETES MELITUS (KENCING MANIS) 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

DIABETES MELITUS (KENCING MANIS)

Pengertian diabetes melitus
  • Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin.
  • Berdasarkan definisi, glukosa darah puasa harus lebih besar dari pada 140 mg/100 ml pada dua kali pemeriksaan terpisah agar diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan.
  • Diabetes adalah kata Yunani yang berarti mengalirkan /mengalihkan (siphon). Mellitus adalah kata latin untuk madu, atau gula. Diabetes melitus adalah penyakit dimana seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah besar urin yang terasa manis (Elizabeth J. C, 2001).

Etiologi
  • Etiologi diabetes melitus dibagi menjadi 2 yaitu: diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe II (Brunner; Suddarth, 2002)

Diabetes melitus tipe I
  • Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel .

Faktor-faktor genetik
  • Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucocyte antigen) tertentu.
  • HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. 95% pasien berkulit putih (Caucasian) dengan diabetes tipe I memperlihatkan tipe HLA yang spesifik (DR3 atau DR4).
  • Risiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA ini. Risiko tersebut meningkat sampai 10 hingga 20 kali lipat pada individu yang memiliki tipe HLA DR3 maupun DR4 (jika dibandingkan dengan populasi umum).

Faktor-faktor imunologi
  • Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon auto imun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis diabetes tipe I.
  • Riset dilakukan untuk mengevaluasi efek preparat imuno supresif terhadap perkembangan penyakit pada pasien diabetes tipe I yang baru terdiagnosis atau pada pasien pradiabetes (pasien dengan antibodi yang terdeteksi tetapi tidak memperlihatkan gejala klinis diabetes). Riset lainnya menyelidiki efek protektif yang ditimbulkan insulin dengan dosis kecil terhadap fungsi sel .

Faktor-faktor lingkungan
  • Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel. Sebagai contoh, hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel.
  • Interaksi antara faktor-faktor genetik, imunologi dan lingkungan dalam etiologi diabetes tipe I merupakan pokok perhatian riset yang terus berlanjut.
  • Meskipun kejadian yang menimbulkan destruksi sel tidak dimengerti sepenuhnya, namun pernyataan bahwa kerentanan genetik merupakan faktor dasar yang melandasi proses terjadinya diabetes tipe I merupakan hal yang secara umum dapat diterima.

Diabetes melitus tipe II
  • Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
  • Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II.

Faktor-faktor ini adalah:
  1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
  2. Obesitas
  3. Riwayat keluarga
  4. Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya dan tipe II dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika)

Gejala
  • Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi poliuria, polidipsi, dan polifagia (Endang l, 2001).

Poliuria
  • Merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus. Banyaknya kencing disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air seni. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.

Polidipsi
  • Merupakan akibat reaksi tubuh dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula darah belum terkontrol dengan baik (gula darah dalam keadaan normal).

Polifagia
  • Polifagia disebabkan oleh berkurangnya cadangan glukosa dalam tubuh meskipun kadar glukosa dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan glukosa dari makanan yang dikonsumsi.

Gejala-gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut (Endang l, 2001):
  • Adanya perasaan haus yang terus-menerus.
  • Sering BAK dalam jumlah yang banyak.
  • Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
  • Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

Pada penderita yang kronis, akan timbul beberapa gejala lain, yaitu sebagai berikut (Endang l, 2001):
  • Terjadinya penurunan berat badan.
  • Timbulnya rasa kesemutan atau rasa nyeri pada tangan atau kaki.
  • Timbulnya luka gangren pada kaki.
  • Hilangnya kesadaran diri (koma).

Patofisiologi diabetes melitus
  • Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian lambung dan selanjutnya usus.
  • Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan disedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.
  • Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses yang rumitm yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme.
  • Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel di pankreas.
  • Pada diabetes tipe I insulin tidak ada, hal ini disebabkan oleh karena pada jenis diabetes ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan oleh adanya peradangan pada sel-insulitis. Ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel ) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta (Boedisantoso Ranakusuma. et.al., 1999).
  • Pada diabetes tipe II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
  • Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan terdiri dari jumlah lubang kunci yang kurang, sehingga menkipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, Sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat.
  • Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada diabetes tipe I. Perbedaannya adalah diabetes tipe II disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin (Boedisantoso Ranakusuma. et.al., 1999).

Penatalaksanaan
  • Penatalaksanaan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
  • Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien (Brunner&Suddarth, 2002)

Diet
  • Prinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini:
  • Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
  • Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
  • Memenuhi kebutuhan energi
  • Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
  • Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
  • Bagi pasien yang memerlukan insulin untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah, upaya mempertahankan konsistensi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada jam - jam makan yang berbeda merupakan hal penting. Disamping itu, konsistensi interval waktu diantara jam makan dengan mengkonsumsi camilan (jika diperlukan), akan membantu mencegah reaksi hipoglikemia dan pengendalian keseluruhan kadar glukosa darah.
  • Bagi semua penderita diabetes, perencanaan makan harus mempertimbangkan pula kegemaran pasien terhadap makanan tertentu, gaya hidup, jam-jam makan yang biasa diikutinya dan latar belakang etnik serta budayanya. Bagi pasien yang mendapatkan terapi insulin intensif, penentuan jam makan dan banyaknya makanan mungkin lebih fleksibel dengan cara mengatur perubahan kebiasaan makan serta latihan.

Latihan
  • Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pongambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
  • Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Latihan dengan cara melawan tahanan (resistance training) dapat meningkatkan lean body mass dan dengan demikian menambah laju metabolisme laju istirahat (resting metabolic rate). Semua efek ini sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan berat badan, mengurangi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh.
  • Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Semua manfaat ini sangat penting bagi penyandang diabetes mengingat adanya peningkatan risiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler pada diabetes.
  • Meskipun demikian, penderita diabetes dengan kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dl (14mmol/L) dan menunjukkan adanya keton dalam urin tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin memperlihatkan hasil negative dan kadar glukosa darah telah mendekati normal.
  • Latihan dengan kadar glukosa darah tinggi akan meningkatkan sekresi glukagon, growth hormone dan katekolamin. Peningkatan hormon ini membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa darah.

Pemantauan
  • Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri (SMBG: self-monitoring of blood glucose), penderita diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal.
  • Cara ini memungkinkan deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang memungkinkan akan mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang. Berbagai metode kini tersedia untuk melakukan pemantauan mandiri kadar glukosa darah.
  • Kebanyakan metode tersebut mencakup pengambilan setetes darah dari ujung jari tangan, aplikasi darah tersebut pada strip pereaksi khusus, dan kemudian darah tersebut dibiarkan pada strip selama periode waktu tertentu (biasanya antara 45 dan 60 detik sesuai ketentuan pabrik). Untuk beberapa produk, darah diapus dari strip (dengan menggunakan kapas atau kertas tissue sesuai ketentuan pabrik).

  • Bantalan pereaksi pada strip akan berubah warnanya dan kemudian dapat dicocokkan dengan peta warna pada kemasan produk atau disisipkan ke dalam alat pengukur yang memperlihatkan angka digital kadar glukosa darah.

Terapi Insulin dan Obat Hiperglikemia
  • Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, hormon insulin disekresikan oleh sel-sel pulau Langerhans. Hormon ini berkerja untuk menurunkan kadar glukosa darah postprandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, lemak dan hati. Selama periode puasa, insulin menghambat pemecahan simpanan glukosa, protein dan lemak.
  • Pada diabetes tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin. Dengan demikian, insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Di samping itu, sebagian pasien diabetes tipe II yang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet atau dengan diet dan obat oral kadang membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress lainnya.
  • Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali perhari (atau bahkan lebih sering lagi) untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis insulin yang diperlukan masing-masing pasien ditentukan oleh kadar glukosa darah dalam darah, maka pemantauan kadar glukosa darah yang akurat sangat penting. Pemantauan kadar glukosa darah telah menjadi dasar dalam memberikan terapi insulin. Agen diabetik oral mungkin berkhasiat bagi pasien diabetes tipe II yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan latihan. Meskipun demikian, obat ini tidak dapat digunakan pada kehamilan.

Di Amerika obat anti diabetik digolongkan menjadi:
Sulfonilurea
  • Golongan sulfonilurea bekerja terutama dengan merangsang langsung pankreas untuk mensekresikan insulin. Dengan demikian, pankreas yang masih berfungsi merupakan syarat utama agar obat-obat ini bekerja efektif. Golongan sulfonilurea tidak dapat digunakan pada pasien diabetes tipe I dan pasien diabetes yang cenderung mengalami ketoasidosis. Kerja penting lainnya dari preparat ini, yang tidak berakibat langsung pada pankreas, adalah memperbaiki kerja insulin ditingkat seluler. Sulfonilurea juga dapat menurunkan secara langsung produksi glukosa oleh hati.

Biguanid
  • Kelompok obat antidiabetik oral yang lain adalah biguanid. Metformin (Glucophage), yang merupakan biguanid yang disetujui pemakaiannya di Amerika menimbulkan efek antidiabetik dengan memfasilitasi kerja insulin pada tempat reseptor perifer. Oleh karena itu, obat ini hanya digunakan jika masih terdapat insulin. Biguanid tidak memberikan efek pada sel-sel beta pankreas.

Pendidikan Kesehatan
  • Diabetes melitus merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan-mandiri yang khusus seumur hidup. Karena diet, aktivitas fisik dan stress fisik serta emosional dapat mempengaruhi pengendalian diabetes, maka pasien harus belajar untuk mengatur keseimbangan berbagai faktor.
  • Pasien bukan hanya harus belajar ketrampilan untuk merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang. Penghargaan pasien tentang pentingnya pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh penderita diabetes dapat membantu perawat dalam melakukan pendidikan dan penyuluhan.

Komplikasi diabetes
  • Komplikasi diabetes dibagi menjadi dua yaitu (Brunner & Suddarth, 2002):

Komplikasi akut diabetes
  • Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek. Ketiga komplikasi tersebut adalah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, dan sindrom HHNK (juga disebut koma hiperglikemik hiperosmolar nonketotik atau HONK: hiperosmoler nonketotik)

Hipoglikemia
  • Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada siang atau malam hari. Kejadian ini bisa dijumpai sebelum makan, khususnya jika waktu makan tertunda atau bila pasien lupa makan camilan.
  • Gejala hipoglikemia dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: gejala adrenergik dan gejala sistem saraf pusat. Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan teransang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
  • Pada hipoglikemia sedang penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa, di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi semua gejala ini (disamping adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
  • Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang dideritanya. Gejala dapat mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.
  • Gejala hipoglikemia dapat terjadi mendadak dan tanpa terduga sebelumnya. Kombinasi semua gejala tersebut dapat bervariasi antara pasien yang satu dan lainnya. Sampai derajat tertentu gejala ini dapat berhubungan dengan tingkat penurunan kadar glukosa darah yang sebenarnya atau dengan kecepatan penurunan kadar tersebut.
  • Faktor lain yang berperan dalam menimbulkan perubahan gejala hipoglikemia adalah penurunan respon hormonal (adrenergik) terhadap hipoglikemia. Keadaan ini terjadi pada pasien yang telah menderita diabetes selama bertahun-tahun.
  • Penanganan hipoglikemia berat bagi pasien yang tidak sadarkan diri, tidak mampu menelan atau menolak terapi, preparat glukagon 1 mg dapat disuntikkan secara subkutan atau intramuskuler. Glukagon adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel alfa pankreas yang menstimulasi hati untuk melepas glukosa (melalui pemecahan glikogen).

Ketoasidosis diabetik
  • Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes ketoasidosis, yaitu: dehidrasi, kehilangan elektrolit, asidosis.
  • Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium).
  • Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi berlebihan (poliuria) ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode 24 jam.
  • Terapi yang diberikan bagi penderita ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaikan tiga permasalahan utama: dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Untuk dehidrasi, rehidrasi merupakan tindakan yang paling penting untuk mempertahankan perfusi jaringan. Disamping itu, penggantian cairan akan menggalakkan ekskresi glukosa yang berlebihan melalui ginjal. Pasien mungkin memerlukan 6 hingga 10 liter cairan infuse untuk menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh poliuria, hiperventilasi, diare, dan muntah.
  • Untuk kehilangan elektrolit, masalah elektrolit utama selama terapi ketoasidosis adalah kalium. Meskipun konsentrasi kalium plasma pada awalnya rendah, normal atau tinggi namun simpanan kalium tubuh dapat berkurang secara signifikan. Selanjutnya kadar kalium akan menurun selama proses penanganan diabetes ketoasidosis sehingga perlu dilakukan pamantauan kalium yang sering.
  • Untuk asidosis, akumulasi badan keton (asam) merupakan akibat pemecahan lemak. Asidosis yang terjadi pada diabetik ketoasisdosis dapat diatasi melalui pemberian insulin. Insulin menghambat pemecahan lemak sehingga menghentikan pembentukan senyawa-senyawa yang bersifat asam.

Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik
  • Sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketosis (HHNK) merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness). Pada saat yang sama tidak ada atau terjadi ketosis ringan. Kelainan dasar biokimia pada sindrom ini berupa kekurangan insulin efektif. Keadaan hiperglikemia persisten menyebabkan diuresis osmotik sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit. Untuk mempertahankan keseimbangan osmotik, cairan akan berpindah dari ruang intrasel kedalam ruang ekstrasel. Dengan adanya glukosuria dan dehidrasi akan menjumpai keadaan hipernatremia dan peningkatan osmolaritas.
  • Penatalaksanaan sindrom HHNK serupa dengan terapi DKA, yaitu: cairan, elektrolit, dan insulin. Karena peningkatan usia yang khas pada penderita sindrom HHNK, maka pemantauan ketat terhadap status volume dan elektrolit diperlukan untuk mencegah gagal jantung kongestif serta disritmia jantung.

Komplikasi kronis (jangka panjang) diabetes
  • Angka kematian yang berkaitan dengan ketoasidosis dan infeksi pada pasien-pasien diabetes tampak terus menurun, tetapi kematian akibat komplikasi kardiovaskuler dan renal mengalami kenaikan yang mengkhawatirkan. Komplikasi jangka panjang atau komplikasi kronis diabetes semakin tampak pada penderita diabetes yang berumur panjang. Komplikasi jangka panjang diabetes dapat menyerang semua sistem organ tubuh.

Katagori komplikasi kronis diabetes yang lazim digunakan adalah:

  • Komplikasi makrovaskuler
  • Komplikasi makrovaskuler dibagi menjadi:
  • Penyakit arteri koroner
  • Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah arteri koroner menyebabkan peningkatan insidens infark miokard pada penderita diabetes. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penyakit arteri koroner menyebabkan 50% hingga 60% dari semua kematian pada pasien-pasien diabetes.


Penyakit serebrovaskuler
  • Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau pembentukan emboli ditempat lain dalam sistem pembuluh darah yang kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas dan stroke.

Penyakit vaskuler perifer
  • Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah merupakan penyebab meningkatnya insidens penyakit osklusif arteri perifer pada pasien diabetes. Bentuk penyakit oklusif arteri yang parah pada ekstremitas bawah ini merupakan penyebab utama meningkatnya insidens gangren dan amputasi pada pasien-pasien diabetes.

Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler dibagi menjadi:

Retinopati diabetik
  • Kelainan patologis mata yang disebut retinopati diabetik disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina mata. Ada tiga stadium utama retinopati: retinopati nonproliferatif (background retinopathy), praproliferatif dan retinopati proliferatif. Sebagian besar pasien diabetes mengalami retinopati nonproliferatif dengan derajat tertentu dalam waktu 5 hingga 15 tahun setelah diagnosis diabetes ditegakkan.

Komplikasi oftalmologi yang lain
  • Retinopati diabetik bukan merupakan satu-satunya komplikasi diabetes yang dapat mengganggu penglihatan. Katarak, hipoglikemia dan hiperglikemia, neuropati dan glaucoma dapat pula mengganggu penglihatan.

Nefropati
  • Penyakit diabetes turut menyebabkan kurang lebih 25% dari pasien-pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang memerlukan dialysis atau tranplantasi setiap tahunnya di Amerika Serikat. Penyandang diabetes memiliki risiko sebesar 20% hingga 40% untuk menderita penyakit renal.

Neuropati diabetes
  • Neuropati dalam diabetes mengacu kepada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom dan spinal. Kelainan tersebut tampak beragam secara klinis dan bergantung pada lokasi sel saraf yang terkena. Prevalensi neuropati meningkat bersamaan dengan pertambahan usia penderita dan lamanya penyakit tersebut. Angka prevalensi dapat mencapai 50% pada pasien-pasien yang sudah menderita diabetes selama 25 tahun. Kenaikan kadar glukosa darah selama bertahun-tahun telah membawa implikasi pada etiologi neuropati.
  • Patogenesis neuropati dalam diabetes dapat dikaitkan dengan mekanisme vaskuler atau metabolik atau keduanya, meskipun perannya yang berhubungan mekanisme ini masih belum berhasil ditentukan. Penebalan membran basalis kapiler dan penutupan kapiler dapat dijumpai. Disamping itu mungkin terdapat demielinisasi saraf yang diperkirakan berhubungan dengan hiperglikemia. Hantaran saraf akan terganggu apabila terdapat kelainan pada selubung myelin.

Diet Diabetes Melitus
Pengertian diet
  • Diet adalah makanan dan minuman yang jumlahnya diperhitungkan untuk tujuan tertentu (Hendra T. L, 2003).

Tujuan pelaksanaan diet diabetes melitus.
Tujuan umum pelaksanaan diet diabetes melitus menurut Sjaifoellah Noer tahun 1999 adalah:
  1. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal.
  2. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.
  3. Mencegah komplikasi akut dan kronik.
  4. Meningkatkan kualitas hidup.

Persyaratan umum diet diabetes melitus
  • Meskipun susunan bermacam-macam diet diabetes berbeda-beda sesuasi dengan kondisi diabetesnya, tetapi setiap diet tetap diusahakan untuk memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut (Askandar T.2006):
  1. Memperbaiki kesehatan umum penderita.
  2. Menyesuaikan berat badan penderita ke berat badan normal
  3. Menormalkan pertumbuhan diabetes melitus anak atau diabetes melitus dewasa muda (masa pertumbuhan).
  4. Mempertahankan glukosa darah sekitar normal.
  5. Menekan atau menunda timbulnya angiopati diabetik.
  6. Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita misalnya diabetisi yang hamil, diabetes melitus dengan penyakit hati, TB, dan lain-lain.
  7. Menarik dan mudah diterima penderita diabetes melitus.

Prinsip pelaksanaan diet diabetes mellitus
  • Menurut Askandar Tjokroprawiro tahun 2006 dalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman “3J” (jumlah, jadwal, jenis), artinya:
  • J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
  • J2 : Jadwal diet harus diikuti sesuai dengan intervalnya, yaitu tiga jam.
  • J3 :Jenis makanan manis harus dihindari. Termasuk pantangan buah golongan A.

Cara-cara pemberian diet diabetes melitus
  • Mengukur BBR (berat badan relatif)
  • Penentuan gizi penderita dilaksanakan dengan menghitung Percentage of Relative Body Weight (RBW) atau BBR (berat badan relatif) dengan rumus (Askandar Tjokroprawiro, 2006):
Keterangan:
  • BBR: Berat badan relatif
  • BB (berat badan): Berat badan (kilogram)
  • TB (tinggi badan): Tinggi badan (centimeter)
  • Kriteria:
  • Under nutrition : BBR <80% Kurus (underweight) : BBR <90% Normal (ideal) : BBR 90-100% Gemuk (overweight) : BBR >110%
  • Obesitas : BBR >120%

Penentuan kalori diet diabetes melitus
  • Dalam praktek, pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk diabetasi yang bekerja biasa (Askandar Tjokroprawiro, 2006):
  • Kurus : Berat badan X 40-60 kalori sehari
  • Normal : Berat badan X 30 kalori sehari
  • Gemuk : Berat badan X 20 kalori sehari
  • Obesitas : Berat badan X 10-15 kalori sehari

Macam-macam diet diabetes melitus
  • Menurut Askandar Tjokroprawiro tahun 2006 ada berbagai macam diet-B, yaitu:

Diet-B
  • Komposisi: 68% karbohidrat, 12% protein, 20% lemak
  • Indikasi:
  1. Tidak tahan lapar dengan dietnya
  2. Mampu atau kaya, tetapi kadar kolesterol dalam darahnya tinggi.
  3. Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah.
  4. Telah menderita diabetes melitus lebih dari 15 tahun, penderita diabetes melitus yang lama ini biasanya mengidap angiopati diabetik.

Diet-B1
  • Komposisi: 60% karbohidrat, 20% Protein, 20% Lemak
  • Indikasi:
  1. Mampu atau mempunyai kebiasaan makan tinggi protein, tetapi kadar lemak darahnya normal.
  2. Kurus atau BBR <90%. Masih muda (perlu pertumbuhan). Mengalami patah tulang. Menderita TB paru Dalam keadaan pasca bedah Menderita penyakit Graves atau Morbus Basedowi, yaitu: penyakit gondok dengan kadar hormon gondok yang tinggi Menderita tumor ganas, antara lain: kanker payudara, kanker rahim atau kanker lainnya Deit-B2 (Diit-B2 pra-Hemodialisa umum) Komposisi: 74% karbohidrat, 6% Protein, 20% lemak. Indikasi: Diberikan kepada penderita Nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik sedang, yang belum menjalani cuci darah (HD/HemoDialisis) Diit-B3 (Diit-B3 pra-Hemodialisa khusus) Komposisi: 72% karbohidrat, 8% Protein, 20% lemak. Indikasi: Diberikan kepada penderita Nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik khusus seperti, kehilangan protein dalam urine >3gram/hari (protein rebus urine +4) atau keadaan sakit berat (infeksi berat/operasi) yang menjalani cuci darah (HD/HemoDialisis).

Diet Be
  • Diet-Be atau Diet-bebas hanya diberikan kepada diabetasi dengan Nefropati Diabetik Tipe Be: Stadium akhir (Stadium IV). Pada Stadium IV ini biasanya faal ginjal sudah sangat jelek. Sehingga memerlukan terapi cuci darah. Pada saat ini diberikan makanan yang tinggi protein (1gr/kg berat badan/hari). Penderita ini boleh minum glukosa dan rasa manis lain (misalnya es krim dll). Oleh karena itu, disebut pula diet es krim, tetapi harus diberikan suntikan insulin. Aturan makan tetap tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan kecil, interval tiga jam dengan kalori lebih dari 2000 kalori/hari.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
  2. Baughman, Diane C. et.al. (2000). Kepewatan Madikal Bedah. EGC. Jakarta.
  3. Brunner&Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal - Bedah. EGC. Jakarta.
  4. Clark J, Marry (2003). Community Health Nursing. EGC. Jakarta.
  5. Corwin, Elizabeth J. (2001). Patofisiologi. EGC. Jakarta.
  6. Friedman, Marilyn M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. EGC. Jakarta.
  7. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnk Analis Data. Salemba Medika. Jakarta.
  8. Lanywati, Endang. (2001). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Kanisius. Yogyakarta.
  9. Mansjoer, Arif. et.al.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI. Jakarta.
  10. Niven, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan. EGC. Jakarta.
  11. Noer, Sjaifoellah. et.al. (1999). Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta.
  12. Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
  13. Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
  14. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
  15. Patrick Davey. (2002). At a Glance Medicine. Erlangga. Surabaya.
  16. Ranakusuma, Boedisantoso. Et.al. (1999). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. CV Aksara Buana. Jakarta.
  17. Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta.
  18. Askandar T. (2006). Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes Melitus. PT Gramedia Pustaka

KISI KISI BIOKIMIA 2010

Dr. Suparyanto, M.Kes

  1. Apa nama gabungan basa purin/pirimidin + pentose?
  2. Sebutkan macam basa DNA
  3. Yang termasuk basa purin adalah:
  4. Sisa metabolism senyawa purin adalah:
  5. RNA yang berfungsi mencari bahan untuk sintesa protein adalah:
  6. Penyakit Gout akibat kelebihan:
  7. Sebutka zat sisa metabolisme purin dan pirimidin
  8. Sebutkan penyakit yang menyebabkan produksi asam urat meningkat
  9. Apa yang dimaksud dengan hiperuresemia
  10. Sebutkan makanan yang banyak mengandung senyawa purin
  11. Apa yang dimaksud dengan zenobiotik
  12. Sebutkan contoh zenobiotik
  13. Organ yang paling berperan dalam metabolisme zenobiotik adalah:
  14. Tujuan utama metabolisme zenobiotik adalah:
  15. Tahap Pertama metabolisme zenobiotik adalah:
  16. Tahap pada metabolisme zenobiotik, dimana zat asing direaksikan dengan zat lain agar dapat larut dalam air, disebut:
  17. Enzim yang digunakan untuk mengubah zat asing aktif menjadi inaktif adalah:
  18. Zat dalam tubuh yang biasa digunakan dalam proses konjugasi adalah:
  19. Nama lain metabolisme zenobiotik adalah:
  20. Respon metabolisme zenobiotik yang menguntungkan adalah:
  21. Heme adalah gabungan antara:
  22. Umur eritrosit adalah:
  23. Metabolisme heme dilaksanakan di organ:
  24. Urutan perubahan yang benar pada katabolisme heme adalah:
  25. Apa yang dimaksud dengan bilirubin indirex
  26. Apa yang dimaksud dengan Konjugasi bilirubin
  27. Sebutkan sifat dari bilirubin direx
  28. Yang memberi warna kuning pada feses adalah:
  29. Yang memberi warna kuning pada urine adalah:
  30. Kenaikan kadar bilirubin dalam darah (>1mg/dl) disebut :
  31. Contoh penyebab hiperbilirubinemia retensi adalah:
  32. Ikterus fisiologis neonatorum termasuk penyebab hiperbilirubinemia jenis apa?
  33. Penyebab icterus post hepatik adalah:
  34. Hasil laboratorium yang benar tentang kasus anemia hemolitik adalah:
  35. Hasil laboratorium yang benar tentang kasus hepatitis adalah:
  36. Hasil laboratorium yang benar tentang kasus obstruksi saluran empedu adalah:
  37. Reaksi antara Hidrogen dan Oksigen di Mitokondria dengan hasil air dan ATP disebut:
  38. Urutan penggunaan carrier pada rantai respirasi adalah:
  39. Semua jenis makanan sebelum masuk siklus Kreb, dirubah menjadi zat:
  40. Semua jenis makanan setelah memasuki Siklus Kreb, akan dirubah menjadi:
  41. Asetil Co-A hasil glikolisis masuk kedalam mitokondria dalam siklus asam sitrat berikatan dengan senyawa :
  42. Badan keton pada diabetes melitus terbentuk akibat:
  43. Hasil utama siklus asam sitrat adalah :
  44. Oksaloasetat yang dipergunakan dalam siklus asam sitrat berasal dari :
  45. Pada penderita Diabetes melitus, penyebab kadar glukose darah tinggi adalah :
  46. Glikolisis adalah:
  47. Sebutkan zat akhir Glikolisis
  48. Proses perubahan glikogen menjadi glukose disebut :
  49. Apa yang dimaksud dengan Fosforilasi oksidatif
  50. Urutan proses metabolisme karbohidrat yang benar adalah :

Wednesday, November 3, 2010

PATOFISIOLOGI IMUNOLOGI 2

Dr. Suparyanto, M.Kes

PATOFISIOLOGI IMUNOLOGI 2

REAKSI MERUGIKAN OBAT
  • >10% Pasien yang minum obat, mengalami efek merugikan yang tidak terduga dari pengobatannya
  • Hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendasar dan menyebabkan pemborosan bahan material yang serius dan merugikan manusia
  • Respon merugikan berkaitan dengan obat → mencerminkan toksisitas yang disebabkan oleh dosis pemakaian atau kecepatan pemberianya
  • Reaksi idiosinkratik pada beberapa individu merupakan respon “personal” yang tidak dapat diperkirakan → mencerminkan pola unik metabolisme obat
  • Reaksi-reaksi yang menyerupai peristiwa imunologis dijumpai pada obat-obat (morfin, tiamin, polimiksin, tubokurarin) yang menyebabkan pelepasan histamin langsung dari sel mast dan basofil manusia → menyebabkan biduran dan urtikaria ditempat suntikan
  • Contoh reaksi hipersensitivitas tipe 1 → adalah alergi penicillin.
  • Reaksi yang merugikan terhadap pinisillin merupakan contoh hapten yang berikatan dengan protein tubuh
  • Agen yang mensensitisasi dapat menyebabkan: anafilaktik, urtikaria, reaksi IH, serum sikness dan dermatitis kontak
  • Respon IgE terhadap antigen yang disuntikan (mis:penisilin) mungkin terjadi pada sebagian individu, risiko reaksi urtikaria dan sistemik cepat, tidak terbatas pada populasi atopik
  • Uji kulit (skin test) menggunakan produk penisiloil polilisin (PPL) sekarang digunakan secara luas untuk menilai adanya hipersensitivitas terhadap penisilin
  • Hati → tempat metabolisme obat yang utama dan menunjang reaksi merugikan yang paling berat pada terapi
  • Jumlah terbanyak dari reaksi obat yang merugikan pada kulit terdiri dari makula (bintik merah datar) atau papula (bintik merah meninggi) yang terasa gatal dan cenderung bersatu menjadi suatu erupsi morbiliformis (mirip rubela)
  • Pengawasan ketat adanya tanda-tanda dini reaksi obat yang merugikan → memudahkan penghentian obat pencetus → membatasi morbiditas
  • Tindakan terbaik adalah menemukan adanya riwayat penyakit alergi sebelumnya yang memberi petunjuk adanya risiko tinggi

DEFISIENSI IMUN
  • Defisit kekebalan humoral (antibodi) mengganggu pertahanan melawan bakteri virulen, banyak bakteri seperti ini yang berkapsul dan merangsang pembentukan nanah
  • Host yang mengalami gangguan fungsi antibodi mudah menderita infeksi berulang di gusi, telinga bagian tengah, selaput otak, sinus paranasal dan struktur bronkopulmonal
  • Pemeriksaan imunoglobulin serum dengan alat nefelometri, sekarang telah banyak digunakan untuk mengukur kadar IgG, IgA, IgM dan IgD pada serum manusia
  • Imunodefisiensi humoral mencolok pada beberapa penyakit keganasan: mieloma multiple, leukemia limfositik kronik, dan perlu mendapat perhatian bila sel tumor menginfiltrasi struktur limforetikuler
  • Fungsi sel T yang tidak sempurna, pada banyak penyakit, juga sebagai “defek primer” atau disebabkan oleh beberapa gangguan seperti: AIDS, sarkoidosis, penyakit Hodgkins, neoplasma non-Hodgkins dan uremia
  • Fungsi sel T yang gagal → terjadi bila timus gagal berkembang (sindrom DiGeorge) → diperbaiki dengan transplantasi jaringan timus fetus
  • Perhatian yang serius terhadap setiap orang yang menderita defisiensi sel T yang jelas adalah pd ketidakmampuanya untuk membersihkan sel-sel asing termasuk leukosit viabel dari darah lengkap yang ditransfusikan

AIDS
  • AIDS (acquired immunodeficiency syndrome): adalah penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat yang menyebabkan infeksi oportunistik, neoplasma skunder dan kelainan neurologik
  • AIDS disebabkan retrovirus RNA HIV-1, juga HIV-2 di Afrika Barat
  • Target utama HIV-1 adalah reseptor CD4+ yang terdapat di membran sel T helper, makrofag, sel dendritik (saraf) dan limfoid
  • Virus HIV masuk ke sel T helper melalui perlekatan gp 120 (epitop virus HIV) ke reseptor sel CD4+ → mengambil alih metabolisme sel T, untuk mensintese virus baru
  • Penularan HIV: melalui seks (homoseks atau heteroseks), transfusi darah, penyalah gunaan obat terlarang IV, plasenta
  • Uji penapisan standart adalah ELISA (enzyme-linked immuno sorbent assay) dan uji konfirmasi yang tersering adalah Western blot
  • Tanda utama infeksi HIV adalah deplesi progresif sel-sel T CD4+, termasuk sel T helper dan makrofag
  • Pada sistem imun yang masih utuh, jumlah normal sel T CD4+ berkisar dari 600 sampai 1200/mm3
  • Pada infeksi HIV, respon imun seluler maupun humoral ikut terlibat

FASE KLINIS HIV/AIDS
  1. Fase infeksi akut primer (serokonversi)
  2. Fase asimptomatik
  3. Fase simptomatik dini
  4. Fase simptomatik lanjut
  • Setelah fase awal infeksi HIV, individu mungkin tetap seronegatif selama beberapa bulan (masa jendela/ window period) saat ia mungkin menularkan virus kepada orang lain
  • Infeksi akut terjadi pada tahap serokonversi dari status antibodi negatif menjadi positif
  • Pada tahap post serokonversi: banyak pasien mengalami penyakit mirip-influenza, ruam atau limfadenopati yang berkaitan dengan penurunan limfosit T CD4+
  • Fase asimptomatik infeksi HIV → merupakan suatu periode laten klinis (tahunan) dengan sistem imun relatif utuh, namun replikasi virus HIV terus berlangsung terutama di jaringan limfoid
  • Fase simptomatik dini: ditandai dengan limfadenopati generalisata persisten (PGL) dengan gejala: demam menetap, keringat malam, diare, penurunan BB → fase awal penyakit AIDS
  • Fase simptomatik lanjut: imunodefisiensi bertambah parah disertai penyulit infeksi oportunistik, infeksi HIV ke SSP dan timbulnya neoplastik
  • Pasien HIV dengan hitung sel T CD4+ < 200/mm3, baik asimptomatik atau simptomatik diklasifikasikan sebagai pengidap AIDS
  • Pasien AIDS rentan infeksi protozoa, bakteri, jamur dan virus karena menurunya surveilans dan fungsi sistem imun
  • Pneumonia Pneumocystic carinii (PPC) adalah infeksi oportunitik serius yang paling sering didiagnosis pada pasien dengan AIDS, yaitu fase akhir infeksi HIV
  • Timbulnya keganasan merupakan gambaran yang sering dijumpai pada pasien AIDS, termasuk sarkoma kaposi (SK), limfoma tipe sel B derajat tinggi, dan karsinoma serviks invasif
  • Sarkoma Kaposi; merupakan tumor berwarna ungu di semua organ, tetapi paling khas di kulit
  • Infeksi SSP oleh HIV menimbulkan ensefalitis yang menyebabkan sindrom demensia (complex dementia AIDS), neuropati perifer, dan mielopati pada sebagian besar pasien dalam fase lanjut penyakit.
  • Waktu median dari serokonversi sampai kematian akibat AIDS adalah sekitar 11 tahun
  • Bayi yang lahir dari ibu positif HIV → memperlihatkan antibodi positif hingga umur 10 – 18 bulan, karena itu status HIV anak tidak dipakai uji ELISA atau Western blot, tetapi menggunakan: uji antigen p24 atau RNA HIV
  • Antibodi HIV bayi mengindikasikan ibu bayi tersebut positif HIV
  • Angka penularan HIV dari ibu ke bayi dpt dikurangi dengan obat antiretrovirus (zidovudin oral) selama kehamilan, zidovudin IV sewaktu persalinan termasuk SC, dan sirup zidovudin untuk bayi dan pemberian susu formula pada bayi, bukan ASI
  • Anak dengan AIDS perkembangan penyakitnya lebih cepat dan parah dibanding dewasa

REFERENSI
  • Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC, edisi 6