Friday, January 15, 2010

FISIOLOGI SISTEM DIGESTIVUS (DIGESTIVE HUMAN PHYSIOLOGY)


Dr. Suparyanto, M.Kes

APA ITU PENCERNAKAN

  • Pencernakan adalah proses perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana atau dari bentuk kasar menjadi halus

  • Tujuan dari pencernakan adalah agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi)

  • Hasil pencernakan karbohidrat adalah monosakarida, protein adalah asam amino dan lemak adalah asam lemak

  • Pencernakan dibedakan 2 macam:

1.      Pencernakan Fisika: yaitu pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi
2.      Pencernakan Kimiawi adalah pencernakan makanan dengan menggunakan enzim, mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana

PERUBAHAN BENTUK MAKANAN

  1. Karbohidrat (polisakarida) menjadi disakarida kemudian dipecah lagi menjadi monosakarida (glucose, fructose dan galaktose)

  2. Lemak dipecah menjadi asam lemak

  3. Protein dipecah menjadi polipeptida, kemudian dipecah lagi menjadi asam amino


MASTIKASI

  • Mastikasi adalah proses mengunyah makanan, yang dilakukan oleh gigi menjadi bagian-bagian yang halus, kemudian dengan bantuan saliva dijadikan satu menjadi bulatan yang disebut bolus

  • Dengan adanya bolus, proses menelan makanan menjadi lebih mudah

  • Didalam saliva terdapat enzim ptyalin (enzim α amilase) yang berfungsi merubah karbohidrat (amilum) menjadi disakarida (maltose)

  • Fungsi saliva:

    • Membasahi mulut

    • Membunuh kuman (mengandung antiseptik)

    • Mencerna secara kimiawi (mengandung enzim ptyalin)

  • Faktor sekresi saliva:

    • Rangsangan rasa asam pada lidah

    • Rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus

    • Rangsang bau terutama makanan yang disukai

    • Fantasi makanan yang disukai


DIGLUTISI

  • Diglutisi adalah proses menelan, memasukan bolus dari cavum oris kedalam gaster

  • Ada 3 fase diglutisi:

1.      Fase lingual/oral, bersifat (volunter) sadar (sesuai perintah otak) yang dilakukan oleh lidah
2.      Fase faringeal, bersifat involunter (tidak sadar, bergerak secara reflek, jika ada gangguan akan menimbulkan salah jalan, tersedak), pada fase tsb terjadi proses:
o       Palatum molle menutup nares posterior, agar makanan tidak masuk hidung
o       Arkus palatofaringeal menyempit dibagian tengah, membentuk segitiga dengan dasar diatas agar bolus masuk ke farink posterior
o       Epiglotis mengayun bolus masuk esofagus, sebagai papan lucur bolus
3.      Fase esofagial, dengan gerak peristaltik, mendorong makanan masuk gaster, jika bolus terlalu besar menimbulkan rasa sakit saat menelan

·        Jika proses menelan terganggu terjadi tersedak
·        Jika bolus terlalu besar menimbulkan nyeri pada esofagus
·        Saat menelan ada udara ikut masuk disebut aerofagia yang sebagian diregurgitasi (sendawa) dan  sebagian terus masuk ke usus keluar sebagai flatus

FUNGSI GASTER

  1. Menyimpan makanan

  2. Mencampur makanan dengan getah lambung menjadi bahan setengah padat yang disebut Kimus

  3. Mengatur Kimus dikeluarkan sedikit demi sedikit kedalam duodenum, proses pengaturan dilakukan oleh sfinkter piloricum (satu porsi perlu waktu 6 jam)


·        Didalam lambung protein dicerna oleh enzim pepsin menjadi pepton dan protease
·        Pepsin terdapat didalam getah lambung sebagai enzim pepsinogen yang belum aktif (artinya belum dapat mencerna protein)
·        Pepsinogen perlu diaktifkan HCl (asam lambung) menjadi pepsin (enzim yang aktif, artinya sudah dapat mencerna protein)
·        Yang dapat mengaktifkan enzim pepsinogen adalah asam lambung (HCl) dan pepsin yang telah terbentuk
·        Renin adalah enzim yang befungsi mengkoagulasi susu terdapat banyak pada bayi

GETAH LAMBUNG

  • Isi getah lambung:

    • Mukus

    • Pepsinogen

    • HCl

    • Renin

  • Faktor sekresi:

    • Adanya makanan dalam mulut & lambung

    • Fantasi makanan

    • Emosi (stress)

    • Hipoglikemi

    • Protein, alkohol, cafein, obat-abatan (antalgin, asam mefenamat)


ABSORPSI MAKANAN

  • Di usus halus makanan dicerna oleh enzim jadi bentuk sederhana:

    • Karbohidrat menjadi monosakarida (glukose, fruktose dan galaktose), oleh enzim ptyalin, amilase pankreas dan maltose

    • Lemak menjadi asam lemak, oleh enzim lipase usus dan lipase pankreas

    • Protein menjadi asam amino, oleh pepsin, tripsin dan peptidase

    • Vitamin, mineral, air

  • Glukose dan asam amino, absorpsi oleh usus halus dengan cara diffusi masuk darah melalui vena vorta menuju hati, di hati semua monosakarida dirubah menjadi glukose baru diedarkan keseluruh sel melalui darah

  • Asam lemak, sebagai kilomikron diabsorpsi oleh lakteal sentralis (dalam vili usus) kemudian lewat aliran limfe dimasukan kedalam aliran darah


MACAM ENZIM USUS HALUS

  1. Peptidase berfungsi merubah polipeptide menjadi asam amino

  2. Maltase berfungsi merubah maltose menjadi 2 glukose

  3. Sukrase berfungsi merubah sukrose menjadi glukose + fruktose

  4. Laktase berfungsi merubah laktose menjadi  glukose + galaktose

  5. Lipase berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak + gliserol


GETAH PANKREAS

  • Getah pankreas mengandung enzim:

  1. Tripsin berfungsi merubah protein menjadi polipeptide

  2. Amilase pankreas, berfungsi merubah amilum menjadi maltose dan dekstrin

  3. Lipase pankreas berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol


GETAH EMPEDU

  • Getah empedu mengandung: garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak (sebagai deterjen) yang bertujuan agar lemak dapat bercampur dengan air (enzim), sehingga lemak dapat dicerna oleh enzim

  • Jika ductus choleducus buntu maka garam empedu tidak dapat masuk duodenum, yang mengakibatkan lemak tidak dapat dicerna oleh enzim, sehingga lemak ikut terbuang bercampur bersama faeses yang menyebabkan feses berwarna putih seperti dempul

  • Absorbsi vitamin ADEK juga perlu bantuan garam empedu, tidak ada garam empedu akan menyebabkan defisiensi vitamin ADEK


FUNGSI USUS BESAR

  • Mengabsorbsi air dan mineral

  • Merubah sisa makanan menjadi padat (faeses)

  • Jika peristaltik colon terlalu cepat akan menyebabkan diare, sedangkan jika peristaltik colon terlalu lambat akan menyebabkan konstipasi


DEFEKASI

  • Defekasi adalah proses pengeluaran feses

  • Proses defekasi dimulai dari pasase feses dari colon descenden masuk rectum

  • Adanaya feses dalam rectum akan menimbulkan reflek defekasi (kontraksi otot rectum), membukanya sfinter ani interna yang bertujuan untuk mengosongkan isi rectum

  • Proses ini dapat ditahan oleh sfinkter ani eksternum yang mengakibatkan reflek defekasi berhenti

  • Reflek defekasi akan timbul lagi, saat ada feses masuk lagi kedalam rectum


FISIOLOGI DIARE

  • Diare terjadi jika peristaltik colon terlalu cepat yang menyebakan  feses cair sehingga menimbulkan diare

  • Peristaltik colon meningkat jira terjadi rangsangan pada colon

  • Faktor perangsang peristaltik colon:

    • Kuman

    • Toksin

    • Zat kimia/makanan

    • Psikologis


FISIOLOGI KONSTIPASI

  • Konstipasi terjadi jika peristaltik colon terlalu lambat yang menyebakan absorpsi cairan terlalu lama menyebabkan feses padat sehingga menimbulkan konstipasi

  • Faktor penghambat peristaltik colon:

    • Disengaja/menahan defekasi

    • Psikis

    • Anestesi



REFERENSI

  1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

  2. Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

  3. Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia

  4. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company Gienview

  5. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey

  6. Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC

  7. Ganong, 1995, Review of Medical Physiology, Philadelphia

  8. Guyton, 1995, Tex Book of Medical Physiology, Philadelphia

  9. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta

  10. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta

  11. Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi 2, EGC, Jakarta



No comments:

Post a Comment