Sunday, November 29, 2009

LATIHAN SOAL: COLITIS, TYPHUS ABDOMINALIS


Dr. Suparyanto, M.Kes

  1. Apa yang dimaksud dengan colitis

  2. Jelaskan mengapa penderita post radiasi dapat terjadi colitis?

  3. Bagimana gejala klinis yang khas terjadi pada colitis akibat amoeba?

  4. Bagaimana cara membedakan gejala klinis colitis akibat amoeba dan basiler?

  5. Bagaimana cara memastikan penderita disenteri akibat amoeba?

  6. Bagaimana cara menangai penderita colitis amoeba?

  7. Apa beda obat yang dipergunak untuk mengobati colitis amoeba dan basiler?

  8. Mengapa pada penderita colitis perlu diberi diet lunak?

  9. Apa yang dimaksud Typhus abdominalis?

  10. Bagaimana gejala klinis yang khas pada penderita Typhus abdominalis?

  11. Apa yang dimaksud dengan bakterimia pada penderita Typhus abdominalis?

  12. Bagaiman cara menangani penderita Typhus abdominalis?

  13. Apa komplikasi penyakit Typhus abdominalis?



KEBIJAKAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN (PRIORITY DEVELOPMENT POLICY HEALTH PROGRAMS)


Dr. Suparyanto, M.Kes

TUJUAN DAN SASARAN

         Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
         UHH : 66,2 tahun jadi 70,6 tahun
         IMR  : 35 jadi 26 per 1000 lahir hidup
         MMR : 307 jadi 226 per 100.000 LH
         Gizi kurang anak balita : 25,8% jadi 20%

MASALAH KESEHATAN

         Disparitas status kesehatan antar  daerah masih tinggi
         Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin à akibat beban ganda penyakit
         Kualitas/kuantitas /pemerataan/ dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah  terutama untuk maskin
         Perilaku masyarakat  kurang mendukung PHBS
         Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
         Pendanaan kesehatan
         Desentralisasi : pusat dan daerah  tidak sinkron

PRIORITAS PEMBANGUNAN

         Pelayanan  maskin
         Kesehatan ibu dan anak
         Penanggulangan  masalah kesehatan akibat bencana

STRATEGI UTAMA

  1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

  2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

  3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan

  4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan


STRATEGI UTAMA 1

         Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
        Seluruh desa menjadi desa siaga
        Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
        Seluruh keluarga sadar gizi

STRATEGI UTAMA 2

         Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
        Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
        Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit.
        Di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten
        Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar
        Setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
        Pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu

STRATEGI UTAMA 3

         Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
        Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat  kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat
        Setiap kejadian luar biasa (klb) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat
        Semua  sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
        Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan
        Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh indonesia

STRATEGI UTAMA 4

         Meningkatkan pembiayaan kesehatan
        Pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah (15 % ; DAU à DAK, pendapatan sarana kes à tidak jadi PAD)
        Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan.
        Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

ISU ANGGARAN

         Serapan anggaran didaerah masih rendah
         Masih banyak masalah  dalam pengadaan barang
         Terputusnya rantai pelaporan yang seharusnya dilakukan

ISU UKBM

         Desa siaga
         Poskestren
         Penyakit menular: AIDS, TB, malaria

ISU NAKES

         Dokter, Dokter gigi PTT
         Bidan desa/ Bidan PTT
         Perawat
         (Jumlahnya?, statusnya?, Pengawasannya? Managementnya?)


ISU NASIONAL

         Flu burung
         Daerah terpencil
         KLB: Demam berdarah

NILAI

         Keberpihakan pada rakyat
         Bertindak cepat dan tepat
         Kerjasama Tim
         Integritas yang tinggi
         Transparan dan akuntabel

LANGKAH DEPKES

         Penyesuaian lama penugasan bagi dokter, dokter gigi PTT  dgn kriteria Daerah Ter-pencil & Sangat Terpencil sesuai Permenkes RI Nomor: 312 Tahun 2006  yaitu, 1 (satu) tahun di daerah terpencil dan 6 (enam) bulan di daerah sangat terpencil .
         Insentif untuk dokter spesialis sebesar Rp.7.500.000,  dokter umum/dokter gigi sebesar  Rp.5.000.000, dan  bidan sebesar  Rp. 2.500.000,- sesuai Kepmenkes RI nomor:  132 Tahun 2006
         Pelayanan Kes Dokter terbang & RS Terapung
         Kerjasama FK Unhas-Pemda Papua-Depkes untuk penempatan senior residence di Papua.

RENCANA KEGIATAN DEPKES

         Menyusun standar ketenagaan di DACIL, DAGAL & DATAS
         Menganalisis masalah ketenagaan DACIL, DAGAL & DATAS
         Menyusun rencana kebutuhan ketenagaan Dacil, Dagal & Datas.
         Menyusun kebijakan  & rekruitmen tenaga khusus untuk DACIL, DAGAL & DATAS.
         Rekruitmen tenaga kesehatan khusus untuk DACIL, DAGAL & DATAS. 
         Tugas belajar bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS. 
         Tugas belajar bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS .
         Pelatihan teknis dan pelatihan manajerial secara berkala dan berkelanjutan bagi SDM Kes DACIL, DAGAL & DATAS.

MASALAH RUMAH SAKIT

         Sarana pelayanan kesehatan belum merata serta belum memenuhi standar mutu dan Standar Pelayanan Minimal yang harus dipenuhi (UGD, BD/UTD RS, PONEK di RS)
         Sarana Kesehatan tidak optimal dikarenakan Pembangunan baru tidak didukung studi kelayakan yang akurat
         Jauh dari pemukiman penduduk
         Tidak didukung sarana jalan dan transportasi
         Lokasi tidak strategis
         Tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan masyarakat setempat (terlalu mewah ataupun minim)
         Tidak didukung sarana listrik dan air
         Dana APBN terbatas dan kontribusi APBD tidak memadai serta tidak sinergis dan duplikasi

TAHAP PEMBANGUNAN RS

         Penyusunan Study Kelayakan (Feasibility Study)
         Master Program atau Program Induk
         Master Plan atau Rencana Induk
         Detail Design atau Rancang Bangun Rinci

MASALAH DOKTER SPESIALIS

         Jumlah dokter spesialis masih kurang memenuhi kebutuhan
         Terbatasnya produksi
         Distribusi dokter spesialis tidak merata
         Kualitas dan kuantitas pelayanan medik spesialistik masih perlu ditingkatkan
         Menyebabkan derajat kesehatan rendah





PARADIGMA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT 2010 (HEALTH PARADIGM TOWARDS HEALTHY INDONESIA 2010)

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN PARADIGMA SEHAT

  • Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik

  • Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor

  • Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,

  • Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan



PERUBAHAN PARADIGMA

  • Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit  menjadi sehat

  • Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat

  • Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif


LATAR BELAKANG

  • Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM

  • Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri

  • Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan perilaku

  • UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.


VISI KESEHATAN

  • Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu:

  • Indonesia Sehat 2010


PENGERTIAN INDONESIA SEHAT 2010

  1. Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam:

  • Lingkungan sehat,

  • Perilaku sehat,

  • Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,

  • Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.


    PENGERTIAN LINGKUNGAN SEHAT

    • Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang:

    1. Bebas polusi,

    2. Tersedia air bersih,

    3. Sanitasi lingkungan memadai,

    4. Perumahan dan pemukiman sehat

    5. Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,

    6. Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.


      PENGERTIAN PERILAKU SEHAT

      • Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk;

      1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan,

      2. Mencegah resiko terjadinya penyakit,

      3. Melindungi diri dari ancaman penyakit,

      4. Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat


        MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

        1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan: Pelbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan.

        2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta: Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai

        3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat .

        4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus diprioritaskan.


          STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN

          1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
          • Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya promotif-preventif yang didukung oleh upaya kuratif-rehabilitatif.


          2. Profesionalisme
          • Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya


          3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
          • Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.


          4. Desentralisasi
          • Untuk keberhasilan pembangunan kese­hatan, penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar didele­gasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.


          PROGRAM UNGGULAN
          1. Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,

          2. Perbaikan Gizi.

          3. Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.

          4. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.

          5. Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.

          6. Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

          7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

          8. Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

          9. Pengawasan obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.

          10. Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan Lalu Lintas

          Saturday, November 28, 2009

          PERENCANAAN PUSKESMAS (PUBLIC HEATLH CENTER PLANNING)

          Dr. Suparyanto, M.Kes

          PENGERTIAN MICROPLANNING
          • Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu KB Kesehatan di wilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas
          • Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik, inisiatif, kreatif dan inovatif
          • Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan Puskesmas dalam menggerakan stafnya dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
          • Stratifikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas

          MACAM PERENCANAAN PUSKESMAS
          1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib:Promkes, PL, KIA-KB, Gizi, P2, BP.
          2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan:UKS, PKM, UKK, Kesgilut, Keswa, Mata, Lansia, Batra.

          LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN
          1. Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran, volume, waktu, lokasi, biaya untuk setiap kegiatan
          2. Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes
          3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)

          FORMAT MICROPLANNING
          1. Pendahuluan
          2. Keadaan dan Masalah
          3. Tujuan dan Sasaran
          4. Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya
          5. Penyusunan kebutuhan sumber daya
          6. Pemantauan dan Penilaian
          7. Penutup

          DEFINISI:
          1. Perencanaan: salah satu fungsi manajemen yg merupakan keseluruhan proses memilih alternatif, langkah dan alokasi sumber daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
          2. Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan kenyataan
          3. Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatif
          4. Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur (kuantitatif) dan yg direncanakan dicapai dalam kurun waktu tertentu
          5. Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan sebagi pedoman atau petunjuk untuk menyelenggarakan upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran
          6. Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan memperhitungkan berbagai segi, serta faktor lingkungan, untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai

          LOKAKARYA MINI BULANAN

          • Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas
          • Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem

          Masukan
          1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
          2. Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep baru
          Proses .
          1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,
          2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah
          Keluaran
          1. Rencana kerja bulan yang baru

          LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

          • Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat
          • Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem

          Masukan
          1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait
          2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masing­masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan
          3. Pemberian informasi baru
          Proses
          1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
          2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector
          3. Merumuskan cara penyelesaian masalah
          Keluaran
          1. Rencana kerja tribulan yang baru
          2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

          SUPERVISI
          • Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.
          1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.
          2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
          • Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

          POSYANDU KB-KES
          • Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staf Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk memberikannya sendiri.

          KETERPADUAN POSYANDU

          1. Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare)
          2. Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes
          3. Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan

          POLINDES

          • Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.
          • Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah pengawasan dokter Puskesmas

          • Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor risiko sedang
          • Kriteria faktor risiko sedang:
          • Umur Ibu <20th atau >35Th
          • Tinggi badan <145 cm , Jarak antar dua kehamilan < 2 th , Jumlah paritas > 3

          Kriteria faktor risiko tinggi:
          1. Perdarahan selama kehamilan
          2. Panas tinggi atau infeksi
          3. Eklamsi
          4. Kelainan letak bayi dalam kandungan

          PERSYARATAN POLINDES
          1. Adanya BDD
          2. Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus set, obat sederhana & uterotonika, buku KIA-KB, inkubator
          3. Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, SPAL, pekarangan bersih, ukuran minimal: 3x4m2
          4. Lokasi terjangkau roda 4
          5. Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT

          TUJUAN POLINDES
          Tujuan Umum:
          • Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa

          Tujuan Khusus:
          1. Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di desa
          2. Meningkatkan pembinaan dukun desa
          3. Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan
          4. Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan

          KEGIATAN POLINDES
          1. ANC
          2. Persalinan normal
          3. Pelayanan kesehatan bufas dan buteki
          4. Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, imunisasi
          5. Pelayanan KB
          6. Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi
          7. Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg lebih mampu
          8. Melatih dan membina dukun bayi
          9. Penyuluhan kesehatan
          10. Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas

          • Pembinaan oleh dokter Puskesmas
          • Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa
          • Perizinan: bidan harus punya SIPB

          PENGERTIAN SP2TP
          • Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas: kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981

          JENIS DATA SP2TP
          1. Umum dan demografi
          2. Ketenagaan
          3. Sarana
          4. Kegiatan pokok Puskesmas

          MACAM PENCATATAN
          • Pencatatan dalam gedung dan diluar gedung
          1. Pencatatan dalam gedung , menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian
          2. Pencatatan diluar gedung, menggunakan kartu register dan kartu murid

          FORMULIR PELAPORAN
          1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO
          2. Formulir LT: untuk data kegiatan
          3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian
          • LB1: laporan data kesakitan
          • LB2: laporan data kematian (tidak dipakai)
          • LB3: laporan gizi, KIA-KB, P2M
          • LB4: laporan obat-obatan (LPLPO)

          • LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)
          • Laporan data dasar Puskesmas (LSD1, LSD2, LSD3)
          • LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta)
          • LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Pustu
          • LSD3: peralatan Puskesmas dan Pustu
          .

          PWS KIA (MONITORING LOCAL AREA MATERNAL AND CHILD HEALTH)

          Dr. Suparyanto, M.Kes

          PENGERTIAN PWS-KIA
          • Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah

          LATAR BELAKANG
          • AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
          • Penyebab kematian persalinan: Perdarahan: 40 %, Infeksi: 30 %, Toksemia: 20 %
          • Untuk mengatasi masalah diatas, pelayanan KIA dituntut meningkat baik jangkauan maupun mutunya
          • Pelayanan KIA perlu dipantau terus menerus untuk mengetahui gambaran tentang kelompok mana dalam wilayah yang paling rawan
          • Dengan diketahuinya lokasi (desa) rawan kesehatan ibu dan anak, maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya
          • Untuk memantau cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem PWS-KIA

          TUJUAN UMUM
          • Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA diwilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

          TUJUAN KHUSUS
          1. Memantau cakupan pelayanan KIA secaraterus menerus untuk tiap desa
          2. Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa
          3. Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani berdasarkan besarnya kesenjangan
          4. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
          5. Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumberdaya

          PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
          1. Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu dan jangkauan)
          2. Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional
          3. Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukun bayi
          4. Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan jangkauan)

          PELAYANAN ANC
          Standart minimal 5 T:
          1. Timbang berat badan ukur tinggi badan
          2. (Ukur) Tekanan darah
          3. (Pemberian Imunisasi) Tetanus toksoid (TT) lengkap
          4. (Ukur) Tinggi fundus uteri
          5. (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

          FREKUENSI ANC
          1. Minimal 1 kali pada triwulan pertama
          2. Minimal 1 kali pada triwulan kedua
          3. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

          PERTOLONGAN PERSALINAN
          1. Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan
          2. Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
          3. Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani

          STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )
          1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
          2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
          3. Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran

          MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT
          1. Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
          2. Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
          3. Terlambat memperoleh transportasi / rujukan
          4. Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri Neonatal) secara memadai

          DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)
          1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
          2. Anak > 4
          3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg).
          4. Oedema yang nyata
          5. Eklampsia
          6. Perdarahan per vaginam
          7. Ketuban pecah dini
          8. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
          9. Letak sungsang pada primigravida
          10. Infeksi berat / sepsis
          11. Persalinan prematur
          12. Kehamilan ganda
          13. Janin yang besar
          14. Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.
          15. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

          DDRT NEONATAL
          1. BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
          2. Bayi dengan tetanus neonaturum
          3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
          4. Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir )
          5. Bayi baru lahir dengan sepsis
          6. Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
          7. Bayi preterm dan post term
          8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
          9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan

          GRAFIK PWS-KIA
          1. Grafik cakupan K1
          2. Grafik cakupan K4
          3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
          4. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
          5. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
          6. Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan

          CARA MEMBUAT GRAFIK
          1. Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
          2. Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah kiri)
          3. Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif
          4. Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur masing2
          5. Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
          6. Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik (↑)
          7. Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun (↓)
          8. Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap (−)



          RENCANA TINDAK LANJUT
          • Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan
          • Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik

          • Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik) harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas kesehatan kabupaten
          • Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran, mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan

          CARA PENGISIAN KOHORT IBU

          NO URUT    NO INDEK      NAMA          ALAMAT RT/RW
                                                     IBU SUAMI
          1                       2                 3          4                       5

          Kolom 1: diisi nomor urut
          Kolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TP
          Kolom 3: diisi nama ibu hamil
          Kolom 4: diisi suami ibu hamil
          Kolom 5: diisi alamat ibu hamil

                                       UMUR
                          IBU                        KEHAMILAN
          <20   20-35    >35       0-12 mg    13-24       >24
             6         7        8             9           10          11

          6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7

          9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10

          HAMIL KE     BB TIII <45 Kg    TB <145 cm    Hb <8 g%    TENSI 160/95
            1   2-4    ≥5
          12   13      14      15                      16                17                 18

          12, 13, 14: diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan, misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 pada kolom 13 15: diisi tanggal ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada trimester III 16: diisi tanda (√) bila TB ibu < 145 cm 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr% 18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95 mmHg

          PENDETEKSI FAK. RISK       JARAK KEHAMILAN              IMUNISASI
                  K             NK                <2TH       >2TH         TT 1      TT 2     TTU
                 19            20                   21           22             23         24        25

          19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non kesehatan, K = kesehatan
          21, 22: diisi tanda (√) bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
          23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT ulang

                                                               KUNJUNGAN IBU
          J     F    M    A   M    J    J    A     S    O     N    D    J     F     M     A     M     J     J     A   S   O   N   D
          26  27   28   29  30   31 32   33  34   35   36   37   38   39   40    41    42    43   44   45   46 47  48  49

          26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil dan kode:
          O Untuk K 1
          # Untuk K 4
          * Untuk persalinan
          + Untuk kematian ibu

          Contoh: K4 pada tanggal 21 januari, ditulis 21 # pada kolom 26 dan 38

          PENOLONG PERSALINAN        KELAHIRAN              IBU MENYUSUI        KET
                                                 LM       LH
          TK     DT    DTT            <2500       ≥2500      <42 hr      42 hr -2 th
          50     51      52               53             54           55             56                 57

          50,51,52: diisi tanda (√) sesuai penolong persalinan; TK = tenaga kesehatan, DT = dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
          53,54: diisi tanggal kelahiran, LM = lahir mati, LH = lahir hidup
          55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali kunjungan)
          56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2 tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
          57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan

          CARA PENGISIAN KOHORT BAYI

          NO URUT   NO INDEK   NAMA BAYI    TGL LAHIR    NAMA ORTU     ALAMAT
                1           2                   3                   4                 5                      6

          1: diisi no urut
          2: diisi nomer indeks dari Family Folder SP2TP
          3-6: cukup jelas

          L/P                     BBL                        KUNJUNGAN
                                                      NEONATAL                  POST NEONATAL
                                                   0-7 Hr        8 Hr-1 Bl
          7                          8               9                 10                             11

          7: diisi sesuai jenis kelamin, L = laki, P = Perempuan
          8: diisi angka dalam gram BB bayi yang baru lahir (BBL)
          9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb, dan ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)

                            HASIL PENIMBANGAN
          J    F    M    A    M    J      J    A    S    O     N     D
          12 13    14   15   16   17 18    19   20  21   22   23

          12 – 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R = bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)

          Kolom 12, 13, 14, 15, 16: berturut turut ditulis AE 2, AE 3, AE 4, AE 5, AE 6 ( ASI Eksklusif ke 1,2,3,4,5,6)

                                   IMUNISASI
          BCG    DPT1/P1    DPT2/P2     DPT3/P3     CAMPAK
          24          25               26               27             28

          24 – 28: diisi tanggal bayi mendapat imunisasi

                                 MENINGGAL                                                        KET
          TGL       TETANUS             ISPA            DIARE         LAIN2
          29              30                     31              32              33              34

          29: diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
          30 – 32: diisi tanda (√) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut
          33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan diare
          34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
          .

          CUSTOMER WINDOWS

          Dr. Suparyanto, M.Kes

          APA ITU CUSTOMER WINDOWS

          Customer windows merupakan alat untuk memahami ekspektasi pelanggan
          Diperkenalkaan oleh Arbor Inc, perusahaan riset pasar dan Total Quality Management di Philadelphia
          Alat ukur tsb mengukur kepuasan dan harapan pelanggan yang dilukiskan dalam grafik Kartesius









           



          UJI STATISTIK (STATISTIC TEST)


          Dr. Suparyanto, M.Kes

          UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF
                   Pengujian hipotesis deskriptif: proses generasilasi penelitian berdasarkan pada satu sampel
                   Jika datanya interval rasio digunakan statistik parametris (distribusi data normal)
                   Jika datanya nominal, ordinal digunakan statistik non parametris (distribusi data bebas)


          STATISTIK PARAMETRIS
                   Data: interval atau rasio
                   Uji: t-test 1 sampel
                   Rumus yang digunakan t atau z
                   Rumus z digunakan jika simpangan baku populasi diketahui (karena umumnya tidak diketahui), sering dipakai rumus z
                   Macam uji: uji dua fihak (two tail test) dan uji satu fihak (one tail test)

          RUMUS t

                   t = (x – μo) / (s/√n)
                   t = nilai t yang dihitung = t hitung
                   x = rata-rata x
                   μo = nilai yang dihipotesiskan
                   s = simpangan baku
                   n = jumlah sampel

          UJI DUA FIHAK (TWO TAIL TEST)

                   Uji dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha berbunyi: “…tidak sama dengan …”
                   Ho: “Lama kala 2 pada primigravida sama dengan 1 jam”
                   Ha: “Lama kala 2 pada primigravida tidak sama dengan 1 jam”
                   Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

          UJI SATU FIHAK (ONE TAIL TEST)

                   Uji fihak kiri:
                  Ho = “… lebih besar atau sama dengan (≥)…”
                  Ha = “… lebih kecil (<)…”
                   Contoh:
                  Ho = “Daya tahan bidan berdiri lebih besar dan sama dengan 2 jam”
                  Ha = “Daya tahan bidan berdiri  lebih kecil dari 2 jam”
                   Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

                   Uji fihak kanan:
                  Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”
                  Ha = “… lebih besar (>)…”
                   Contoh:
                  Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20 orang”
                  Ha = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”
                   Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≥ t tabel

          STATISTIK NON PARAMETRIS

                   Data: nominal atau ordinal
                   Uji data nominal:
                  Test Binomial
                  Chi Kuadrat (χ2)
                   Uji data ordinal:
                  Run Test

          TEST BINOMIAL

                   Syarat:
                  Populasi terdiri 2 klas (misal: pria dan wanita)
                  Data Nominal
                  Jumlah sampel kecil (<25)
                   Distribusi data Binomial (terdiri 2 kelas): kelas dengan kategori (x) dan kelas dengan ketegori (N-x)
                   Ketentuan: Bila harga P > α , Ho diterima
                  P = proporsi kasus (lihat tabel)
                  Α = taraf kesalahan ( 1% = 0,01)

                   Contoh: penelitian tentang kecenderungan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24 Bumil, 14 Bumil memilih di Polindes, 10 Bumil memilih di Puskesmas
                   Ho = peluang Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau Puskesmas adalah sama, yaitu 50%
                   Ho = p1 = p2 = 0,5

                   Sampel (n) = 24
                   Frekuensi kelas terkecil (x) = 10
                   Tabel (n=24, x=10) didapat koefisien binomial (p) = 0,271
                   Bila taraf kesalahan (α) ditetapkan 1% = 0,01
                   p = 0,271 > 0,01 maka Ho diterima
                   Kesimpulan: kemungkinan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas adalah sama yaitu 50 %

          CHI KUADRAT (χ2)

                   Syarat:
                  Populasi terdiri dari 2 atau lebih kelas
                  Data Nominal
                  Sampelnya besar

                   Ho = “Peluang memilih x atau y adalah sama besar yaitu 50%”
                   Ketentuan: Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel (dengan dk dan taraf kesalahan tertentu)
                   dk = kebebasan untuk menentukan frekuensi yang diharapkan, jika peluangnya 2 (x atau y) maka dk =1

                   Penelitian peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3. Jumlah sampel 300 Bumil, memilih Bidan P2B 200 orang, memilih Bidan D3 100 orang
                   Ho = “Peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3 adalah sama (50%)”
                   Jika dk = 1, α = 5% à χ2  tabel = 3,841, dan χ2  hitung = 33,33
                   Kesimpulan: Ho ditolak

                   Penelitian tentang warna sepatu dipilih Bidan. Jumlah sampel 3000 Bidan, 1000 warna hitam, 900 warna putih, 600 coklat, 500 warna lain
                   Ho =“Peluang Bidan memilih empat warna sepatu adalah sama”
                   Jika dk = 3, α = 5% à χ2  tabel = 7,815, dan χ2  hitung = 226,67
                   Kesimpulan: Ho ditolak

          RUN TEST

                   Untuk mengukur urutan suatu kejadian random atau tidak (pada data ordinal)
                   Caranya dengan memperhatikan jumlah “run”
                   Run adalah kejadian yang berurutan
                   Contoh: @@@  ## @ ### @@ # @@ = 7 run
                   Ho = “Urutan dalam memilih … adalah random”
                   Ketentuan: Ho diterima jika r observasi berada diantara r kecil (tabel) dan r besar (tabel)

          UJI HIPOTESIS DESKRIPTIF

          SKALA VARIABEL                  UJI STATISTIK
          • NOMINAL                             TEST BINOMIAL, CHI KUADRAT

          • ORDINAL                               RUN TEST

          • INTERVAL RASIO                t-TEST, RUMUS Z (SD DIKETAHUI)


          UJI HIPOTESIS ASOSIASI
          • SKALA VARIABEL               UJI STATISTIK

          • NOMINAL                             CHI KUADRAT

          • ORDINAL                               SPERMAN RANK, KENDAL TAU

          • INTERVAL-RASIO                PEARSON PRODUCT MOMENT, KORELASI GANDA,            KORELASI PARSIAL


          UJI HIPOTESIS KOMPARASI






          REFERENSI:
          1. Budiarto, 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC

          2. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 1 (statistik Deskriptif), Jakarta, Bumi Aksara

          3. Hasan, 2005, Pokok Pokok Materi Statistik 2 (statistik Infereansif), Jakarta, Bumi Aksara

          4. Nasution, 2004, Metode research (penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara

          5. Silalahi, 2003, Metodologi Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo, Citramedia

          6. Tjokronegoro, 2004, Metologi Penelitian Bidang kedokteran, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.