Thursday, May 5, 2011

KONSEP MASYARAKAT Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP MASYARAKAT

DEFINISI MASYARAKAT
  • Dikutip dari Syafrudin (2009) Definisi masyarakat terdiri dari :
1). Menurut Linton (ahli antropologi)
  • Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup bekerja sama sehingga dapat mengorganisasi dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
2). Menurut MJ. Herskovits
  • Masyarakat adalah kelompok individu yang dikoordinasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3). Menurut JL. Jillin dan JP. Jillin
  • Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan tradisi sikap dan perasaan persatuan yang sama.
4). Menurut Prof. DR. Koentjoroningrat
  • Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
5). Menurut R. Linton
  • Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sam sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dalam kesatuan social dengan batas-batas tertentu.

CIRI-CIRI MASYARAKAT
  1. Interaksi antar warga.
  2. Adat istiadat, norma hokum dan aturan khas yang mengatur seluruh penduduk warga kota atau desa.
  3. Satuan komunitas dalam wilayah.
  4. Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
a). Masyarakat desa
  • Adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerja sama disuatu daerah tertentu dengan bermata pencaharian dari sector agraris.
b). Masyarakat kota
  • Adalah suatu himpuman penduduk tidak agraris yang bertempat tinggal di dalam dan disekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan dsb.
c). Masyarakat pinggiran
  • Adalah masyarakat yang tinggalnya di daerah-daerah pinggiran kota yang kehidupannya selalu diwarnai dengan kegelisahan dan kemiskinan dan mencari nafkahnya dengan cara menjadi pemulung. (Syafrudin. 2009).

1). Masyarakat berdasarkan taraf struktur sosial dan kebudayaan, masyarakat terdiri dari:
  1. Masyarakat sederhana
  2. Masyarakat madya
  3. Masyarakat modern

2). Masyarakat berdasarkan mata pencaharian :
  1. Masyarakat pemburu
  2. Masyarakat peternak
  3. Masyarakat peladang
  4. Masyarakat nelayan
  5. Masyarakat petani. (Syafrudin, 2009)

UNSUR-UNSUR MASYARAKAT

1). Kategori sosial
  • Adalah kesatuan manusia yang terwujut karena adanya suatu ciri-ciri yang objektif yang dikenakan pada manusia-manusianya, seperti: seks, usia, pendapatan dll.
  • Dilakukan kategori bila kriterianya sbb:
  1. Tidak ada interaksi antar anggota.
  2. Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki.
  3. Tidak ada harapan-harapan peran.
2). Golongan sosial
  • Adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri itu dikenalkan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri. Misalnya: golongan pemuda, gelandangan dan pengemis.
3). Komunitas
  • Adalah suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang nyata dan berinteraksi menurut suatu system adat istiadat, terikat identitas komunitas dan memiliki patriotism dan nasionalisme. Misalnya kesatuan-kesatuan seperti kota, desa, RW, pengrajin, petani dll.
4). Kelompok dan himpunan
a). Kelompok
  • Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya, mempunyai adt istiadat tertentu norma-norma berkesinambungan dan adanya rasa identitas yang sama serta mempunyai organisasi dan sistem pimpinan.
b). Himpunan
  • Adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugas dan atau guna, sifat hubungan berdasarkan kotrak, dasar organisasinya buatan, pimpinan berdasarkan wewenang dan hokum. Misalnya PPNI, IDI, IBI, IAKMI, dll. (Syafrudin, 2009)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.
  2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
  3. Effendy, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
  4. Hidayat, A. Alimul Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
  5. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
  6. Juliana, Erna. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta : EGC.
  7. Laksono. 2005. KTI Kebidanan. http://www.scribd.com/doc/46253269/tingkat-kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-KIA-Di-puskesmas-KTI-KEBIDANAN. 27 Februari 2011.
  8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  9. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
  10. Rangkuti, Freddy. 2008. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
  11. Syafrudin. 2009. Sosial Budaya Dasar. Jakarta: TIM.
  12. Syaifuddin. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu. http://blogjoeharno.blogspot.com/2008/03/faktor-faktor yang mempengaruhi mutu.html. 27 Februari 2011.
  13. Wijoyo, Djoko. 2008. Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak. Surabaya : Duta Prima Airlangga.


Tuesday, May 3, 2011

KONSEP GIZI Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP GIZI

PENGERTIAN GIZI
  • Gizi (nutrisi) juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan (Ester. M, 2005: 4).
  • Gizi juga diartikan sebagai zat aktif yang terkandung dalam bahan makanan (Tirtawinata. TC, 2006: 55).

UNSUR-UNSUR GIZI
  • Gizi/nutrisi dibagi menjadi 5 kelompok utama yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral (Varney. H, 2007: 94). Tapi ada juga sumber yang menyebutkan bahwa air juga merupakan unsur gizi (Tirtawinata. TC, 2006: 55)
a. Protein
  • Komponen dasar sel dan dibutuhkan untuk pertumbuhan, penggantian, dan perbaikan sel. Protein terdiri dari campuran senyawa organik yang dikenal sebagai asam amino. Terdapat asam amino yang harus disediakan oleh makanan.
  • Sumber protein:
  1. Protein hewani: daging, ikan, telur, dan produk susu.
  2. Protein nabati: polong-polongan, kacang, dan biji-bijian.
b. Karbohidrat
  • Karbohidrat adalah sumber diet energi utama.
  • Sumber karbohidrat:
  • Biji-bijian, sayuran, buah dan gula.
c. Lemak
  • Lemak juga merupakan sumber energi dan memberi lebih banyak kalori per gram daripada protein atau karbohidrat.
  • Jenis-jenis lemak:
  1. Kolesterol: zat seperti lemak, terdapat dalam semua jaringan binatang. Sumbernya seperti daging dan telur.
  2. Lemak jenuh: berasal dari sumber binatang dan tanaman seperti dalam lemak, daging, kacang, produk susu, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak biji kelapa sawit.
  3. Lemak tak jenuh ganda: ditemukan terutama dalam minyak sayur, seperti bunga matahari, jagung, kacang kedelai.
  4. Lemak tak jenuh tunggal: ditemukan terutama dalam minyak sayur seperti olive, canola, kacang tanah.

d.Vitamin dan Mineral
  • Vitamin dan mineral merupakan zat organik yang digunakan oleh tubuh sebagai katalis untuk reaksi metabolisme intra selular.
  • Vitamin dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
a). Vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D, E, K.
  1. Sumber vitamin A: produk susu, kuning telur, wortel, sayuran hijau.
  2. Sumber vitamin D: Produk susu, ikan.
  3. Sumber vitamin E: Minyak sayur, biji-bijian.
  4. Sumber vitamin K: sayuran berdaun hijau, margarin.
b). Vitamin yang larut dalam air: vitamin B, C.
  1. Sumber vitamin B: gandum, daging, polong-polongan.
  2. Sumber vitamin C: jeruk, tomat.
Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh di antaranya:
  1. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
  2. Kalsium, sumbernya: susu, keju.
  3. Zat besi, sumbernya: susu, kuning telur.
  4. Yodium, sumbernya: garam yodium.
  5. Zink, sumbernya: makanan laut.
  6. Air. Air merupakan unsur yang sangat vital dalam kehidupan, karena tanpa air kelangsungan hidup tidak akan dapat bertahan.

FUNGSI GIZI
  • Secara garis besar, fungsi keenam zat gizi untuk keperluan tubuh adalah sebagai berikut (Tirtawinata. TC, 2006: 56):
a. Sebagai penghasil energi.
  • Zat gizi yang berperan sebagai penghasil energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Energi ini diperlukan untuk aktifitas sehari-hari, misalnya untuk berjalan, mandi, menulis, bekerja, olahraga dan aktifitas fisik lainnya. Untuk aktivitas internal tubuh sendiri diperlukan juga energi, yaitu untuk kerja organ-organ tubuh misalnya detak jantung, pernapasan, dan pengaturan suhu badan. Oleh karena itu, karbohidrat, lemak, dan protein disebut sebagai Zat Tenaga.
b. Sebagai pembangun tubuh.
  • Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun tubuh (zat gizi yang membentuk semua sel-sel jaringan baru untuk pertumbuhan serta mengganti jaringan yang sudah rusak) adalah terutama protein, vitamin, mineral dan air. Dalam hal ini, maka protein, vitamin, mineral dan air disebut sebagai Zat Pembangun.
c. Sebagai pengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
  • Zat gizi yang berfungsi sebagai pengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh misalnya mengatur keseimbangan cairan, mengatur rangsangan pada sel-sel saraf serta mengatur pembentukan tulang dan gigi adalah protein, vitamin, mineral dan air. Zat gizi ini disebut juga sebagai Zat Pengatur.
d..Zat gizi juga berperan sebagai pembentuk zat kekebalan tubuh atau imunitas yang bertugas dalam mempertahankan tubuh terhadap serangan berbagai kuman penyakit.

KEBUTUHAN GIZI/NUTRISI LANSIA
  • Kebutuhan nutrisi harian terhadap zat-zat gizi serta kebutuhan sumber-sumber energi bergantung pada sejumlah faktor yaitu umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan proses metabolisme dalam tubuh (Paath. EF, 2005: 5).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MAKANAN
  • Ada 2 faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan, yaitu faktor internal dan faktor dan faktor ekternal (Barasi. ME, 2007: 22)
1. Faktor Internal 

a.Faktor fisiologis
  1. Rasa lapar: Kebutuhan untuk makan.
  2. Rasa kenyang: Menghentikan asupan makanan, mencegah proses makan selanjutnya.
b.Faktor Psikologis
  1. Nafsu makan: Keinginan terhadap makanan tertentu, berdasarkan pengalaman.
  2. Aversi/pantangan: Menghindari makanan tertentu, berdasarkan pengalaman masa lalu.
  3. Preferensi/kesukaan: Dibentuk dari seringnya kontak dengan makanan tersebut, dan proses belajar dini ( ketika pertama kali diperkenalkan pada makanan). Mungkin juga berkaitan dengan perbedaan genetik dalam kepekaan rasa.
  4. Emosi: Makanan tertentu dikaitkan dengan emosi positif atau negatif.
  5. Tipe kepribadian: Kepekaan terhadap pemicu eksternal dan internal yang mempengaruhi asupan makanan.

2.Faktor Eksternal

a. Budaya
  • Budaya adalah penentu utama dari pemilihan makanan. Budaya mendefinisikan apa yang dapat diterima sebagai makanan, dan mungkin mengidentifikasi subkelompok mana yang dapat mengonsumsi makanan tersebut. Misalnya, tidak semua makanan dianggap dianggap cocok untuk anak atau ibu hamil (misalnya minuman beralkohol).
b. Agama
  • Beberapa agama di dunia memiliki peraturan tentang makanan yang diperbolehkan dan kapan makanan tersebut boleh atau tidak boleh dimakan.Penganut agama-agama ini membatasi pilihan makanan mereka, tetapi juga memperoleh rasa identitas.
c. Keputusan Etis
  • Ada banyak keprihatinan mengenai cara pemeliharaan hewan untuk dimakan dan cara bertani yang merusak lingkungan. Pendukung suatu prinsip etika mungkin mengubah pilihan makanannya agar sesuai dengan prinsip yang dianutnya.
d. Faktor Ekonomi
  • Semakin tinggi status ekonominya, semakin banyak jumlah dan jenis makanan yang dapat diperoleh. Sebaliknya, orang yang hidup dalam kemiskinan atau berpenghasilan rendah memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk memilih makanan.
e. Norma sosial
  • Perilaku yang dapat diterima oleh lingkup sosial seseorang, dalam kaitannya dengan makanan berpengaruh kuat terhadap pemilihan makanan. Hal ini ditunjukkan melalui tekanan oleh teman sebaya dan memperkuat keyakinan orang tersebut tentang makanan.
f. Pendidikan/Kesadaran tentang Kesehatan
  • Faktor ini berasal dari lingkungan eksternal dan menentukan besarnya perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan gizi, dan seberapa jauh masalah kesehatan menentukan pilihan makanan.
g. Media dan Periklanan
  • Kedua hal ini memberi informasi tentang beberapa makanan, biasanya makanan yang diproses atau diproduksi di pabrik, dan mungkin kurang baik nilai gizinya karena banyak mengandung lemak, garam, dan gula. Semakin sering diiklankan, semakin dikenalilah produk tersebut dan semakin banyak pula permintan akan produk tersebut.

GIZI TIDAK SEIMBANG
  • Gizi tidak seimbang dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Gizi Lebih
  • Masalah ini disebabkan karena konsumsi makanan yang melebihi dari yang dibutuhkan terutama konsumsi lemak yang tinggi dan makanan dari gula murni. Pada umumnya masalah ini banyak terdapat di daerah perkotaan.
2. Gizi Kurang
  • Gizi kurang disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannnya dalam waktu tertentu.
3. Gizi Buruk
  • Bila kondizi gizi kurang berlangsung lama, maka akan berakibat semakin berat tingkat kekurangannya. Pada keadaan ini dapat menjadi kwarshiorkor dan marasmus yang biasanya disertai penyakit lain seperti diare, infeksi, anemia, dll (Paath. EF, 2005: 46).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Achmadi. (2009), Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Status Gizi, Ketersediaan dan Produksi Pangan. http:/ anianaharani.blogspot.com diakses pada 17 Pebruari 2011
  2. Andrews, G, (2010), Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita: EGC. Jakarta
  3. Arisman. (2010), Gizi Dalam Daur Kehidupan: EGC. Jakarta
  4. Barasi, M. E, (2007), At A Glance Ilmu Gizi: Erlangga. Surabaya
  5. Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
  6. Baziad, Ali. (2010), Waspadai Menopause Dini. http://m.okezone.com diakses pada 7 Pebruari 2011
  7. Gibson. (1990). Pengertian Status Gizi. http:/www.rajawana.com diakses pada 15 Pebruari 2011
  8. Hadi. (2002). Pengertian Status Gizi. http:/www.rajawana.com diakses pada 15 Pebruari 2011
  9. Hanafiah. (1990). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Menghadapi Pre Menopause. http://www.bascommetro.com diakses pada 25 Pebruari 2011
  10. Lestari, D. (2010), Seluk Beluk Menopause: Gara Ilmu. Jogjakarta
  11. Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta. Jakarta
  12. Nursalam. (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Salemba Medika. Jakarta
  13. Paath, E. F. (2005), Gizi Dalam Kespro: EGC. Jakarta
  14. Prasetyo, Iin. (2008), Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Menopause Dini di Desa Kuncen, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. http://digilib.unimus.ac.id diakses pada tanggal 7 Pebruari 2011
  15. Prawirohardjo, S. (2005), Ilmu Kandungan: Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
  16. Purwantyastuti. (2008). Menopause Dini. http:/mimi-breastfriend.blogspot.com diakses pada 17 Pebruari 2011
  17. Sugiyono. (2007), Statistika Untuk Penelitian: Alfabeta. Bandung
  18. Supariasa, I.D.N. (2002), Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta
  19. Tirtawinata, T.C. (2006), Makanan Dalam Prespektif Al Qur’an dan Ilmu Gizi: FKUI. Jakarta
  20. Utama, H. (2006), Gizi Sehat Untuk Perempuan: FKUI. Jakarta
  21. Varney, H. (2007), Buku Ajar Asuhan Kebidanan: EGC. Jakarta
  22. (2009), Kehidupan Seksual Wanita Saat Memasuki Usia Menopause. http://psks.lppm.uns.ac.id diakses pada 17 Pebruari 2011

MENU MAKANAN IBU HAMIL Menurut dr-suparyanto

Dr.Suparyanto, M.Kes

MENU MAKANAN IBU HAMIL

  • Gizi ibu hamil dikatakan sempurna jika makanan yang dikonsumsi mengandung gizi yang seimbang, jumlahnya yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlabih. Akan tetapi untuk memenuhi tambahan kebutuhan energi dan zat-zat gizi dapat diikuti selingan dipagi dan sore hari. Seringkali waktu makan pagi, dianggap sepele sarapan merupakan energi awal ibu hamil untuk melakukan aktivitas pada hari itu. Makan pagi dapat mencegah dari timbulnya rasa lemah, pusing atau pingsan. Hal ini bisa muncul lantaran pada pagi hari kadar gula menurun karena selama tidur malam tidak makan.
  • Menu makan yang buruk mengakibatkan asupan makanan serta zat-zat yang dikandungnya belum tentu memenuhi kebutuhan tubuh padahal, seperti zat besi sangat penting dalam peredaran darah, hal itu disebabkan sel darah merah terbentuk berkat zat besi (Suprajitno, 2004). Kekurangan zat tersebut pada ibu hamil terutama trimester 1 akan membahayakan kehamilannya soalnya dalam masa tersebut terjadi peningkatan volume darah yang akan meningkat sampai 50%.
  • Menu makan di Indonesia menunjukkan bahwa makanan pokok mempunyai penghasil kalori terbesar dari jumlah yang dimakan namun menu makan ibu hamil dalam frekuensi makan,jenis makanan,kebiasaan makan dan pantangan makanan antar individu satu dengan yang lain berbeda tergantung dari beberapa faktor antara lain karakteristik keluarga,sosial ekonomi,adat istiadat,pendidikan dan kepercayaan masing-masing.
  • Adanya pendapat bahwa selagi hamil,ibu hamil makanannya harus dikurangi karena takut janin menjadi besar sehingga kesulitan waktu melahirkan.sebaliknya ada pula yang berpendapat bahwa selagi hamil harus banyak makan karena menganggap makan untuk dua orang yaitu ibu dan janin.kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan oleh karena itu penting sekali menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup zat gizinya.zat gizi itu diperoleh dari makanan yang dimakan setiap harioleh ibu hamil disamping untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil itu sendiri juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin (Sarwono Prawihardjo.2002).
  • Lembata (2009). Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia karena di dalamnya terdapat zat gizi yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupan.Agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif, setiap orang memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Untuk itu diperlukan komposisi makanan yang sesuai dengan komposisi Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B). Pangan Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B) adalah anekaragam bahan pangan, baik sumber karbohidrat, protein maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang diajurkan.
  • Pangan 3B ini sangat diperlukan karena : 1) Tidak ada satu jenis pangan yang gizinya lengkap untuk mencukupi kebutuhan gizi; 2) Makin beragam pangan yang dikonsumsi, makin tinggi kualitas zat gizi yang diperoleh; 3) Mencegah timbulnya penyakit degenatif (Jantung, Kolesterol, Diabetes, Hipertensi, dan lain-lain).Terdapat 3 kata kunci dalam pengertian 3B, yaitu : 1) Keseimbangan antar asupan zat gizi dengan kebutuhan; 2) Berimbangnya jumlah antar kelompok pangan; 3) Berimbangnya jumlah antar waktu. Selanjutnya keragaman pangan juga harus meliputi keragaman kelompok pangan misalnya pangan pokok : Nasi-Nasi-Ubi Kayu, Nasi-Jagung dll; Lauk-Pauk: Daging-Ikan, Telur, Tahu/Tempe; Sayur: Bayam-Wortel-Kangkung dll; Buah-buahan: Jeruk-Pepaya-Pisang dll.
  • Pangan 3B, merupakan pangan yang memenuhi kaidah triguna makanan yaitu : sebagai sumber zat tenaga, zat pembangun dan sumber zat pengatur.Pangan sumber zat tenaga/sumber karbohidrat akan diperoleh energi yang berfungsi antara lain untuk pengaturan suhu tubuh dan kegiatan fisik sehari-hari. Pangan sumber zat pembangun/sumber protein penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Pangan sumber zat pengatur/sumber vitamin dan mineral berperan untuk memperlancar bekerjanya fungsi organ tubuh.
  • Sejak tahun 1950 telah diperkenalkan Pedoman Empat Sehat Lima Sempurna yang sampai sekarang masih dikenal oleh sebagian masyarakat. Slogan tersebut sebenarnya merupakan bentuk implementasi dai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang memuat 13 pesan dasar gizi seimbang termasuk prilaku sehat yang mendukung terpenuhinya keseimbangan gizi, yaitu antara kebutuhan tubuh dengan asupan zat gizi. 13 pesan tersebut adalah :
  1. Makanlah anekaragam makanan;
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi;
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi;
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi;
  5. Gunakan garam beryodium;
  6. Makanlah makanan sumber zat besi;
  7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan dan tambahkan Makanan Pengganti Air Susu Ibu (MP-ASI) sesudahnya;
  8. Biasakan makan pagi;
  9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya;
  10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur;
  11. Hindari minuman beralkohol;
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan;
  13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

PENGERTIAN MENU MAKAN IBU HAMIL
  • Pengertian menu adalah susunan hidangan beberapa macam makanan yang mengandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya. (Mary. E. Beck, 1993).

FAKTOR-FAKTOR MENU MAKAN IBU HAMIL (Sjahmien moehji,1992)
  • Faktor menu makan ibu hamil terdiri dari bebrapa indikator diantaranya;
  1. Kecukupan zat gizi
  2. Pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai
  3. Penyelenggaraan makanan
  • Gizi ibu hamil dikatakan sempurna jika makanan yang dikonsumsi mengandung gizi yang seimbang, jumlahnya yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlabih. Akan tetapi untuk memenuhi tambahan kebutuhan energi dan zat-zat gizi dapat diikuti selingan dipagi dan sore hari. Seringkali waktu makan pagi, dianggap sepele sarapan merupakan energi awal ibu hamil untuk melakukan aktivitas pada hari itu. Makan pagi dapat mencegah dari timbulnya rasa lemah, pusing atau pingsan. Hal ini bisa muncul lantaran pada pagi hari kadar gula menurun karena selama tidur malam tidak makan.
  • Menu makan yang buruk mengakibatkan asupan makanan serta zat-zat yang dikandungnya belum tentu memenuhi kebutuhan tubuh padahal, seperti zat besi sangat penting dalam peredaran darah, hal itu disebabkan sel darah merah terbentuk berkat zat besi (Suprajitno, 2004). Kekurangan zat tersebut pada ibu hamil terutama trimester 1 akan membahayakan kehamilannya soalnya dalam masa tersebut terjadi peningkatan volume darah yang akan meningkat sampai 50%.
  • Menu makan di Indonesia menunjukkan bahwa makanan pokok mempunyai penghasil kalori terbesar dari jumlah yang dimakan namun menu makan ibu hamil dalam frekuensi makan,jenis makanan,kebiasaan makan dan pantangan makanan antar individu satu dengan yang lain berbeda tergantung dari beberapa faktor antara lain karakteristik keluarga,sosial ekonomi,adat istiadat,pendidikan dan kepercayaan masing-masing.
  • Adanya pendapat bahwa selagi hamil,ibu hamil makanannya harus dikurangi karena takut janin menjadi besar sehingga kesulitan waktu melahirkan.sebaliknya ada pula yang berpendapat bahwa selagi hamil harus banyak makan karena menganggap makan untuk dua orang yaitu ibu dan janin.kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan oleh karena itu penting sekali menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup zat gizinya.zat gizi itu diperoleh dari makanan yang dimakan setiap hari oleh ibu hamil disamping untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil itu sendiri juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin (Sarwono Prawihardjo.2002).
  • Makanan ibu hamil yang perlu diperhatikan adalah cara mengatur menu menurut 4 sehat 5 sempurna baik kualitas maupun kuantitas makanan itu,tidak ditentukan oleh harga mahal atau murah tapi ditentukan oleh zat gizi yang tergantung dalam makanan tersebut.Oleh karena itu makanan hendaknya beraneka ragam,berganti-ganti dan tidak makan makanan dengan menu yang sama karena kekuranagn zat besi dari menu hari ini dapat diimbangi dengan menu berikutnya juga jenis pengolahan makanannya harus di perhatikan karena dapat mengurangi nilai makan (Mochtar R.1998).
  • Lembata (2009). Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia karena di dalamnya terdapat zat gizi yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan dalam kehidupan.Agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif, setiap orang memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Untuk itu diperlukan komposisi makanan yang sesuai dengan komposisi Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B).Pangan Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B) adalah anekaragam bahan pangan, baik sumber karbohidrat, protein maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang diajurkan.
Pangan 3B ini sangat diperlukan karena :
  1. Tidak ada satu jenis pangan yang gizinya lengkap untuk mencukupi kebutuhan gizi;
  2. Makin beragam pangan yang dikonsumsi, makin tinggi kualitas zat gizi yang diperoleh;
  3. Mencegah timbulnya penyakit degenatif (Jantung, Kolesterol, Diabetes, Hipertensi, dan lain-lain).

Terdapat 3 kata kunci dalam pengertian 3B, yaitu :
  1. Keseimbangan antar asupan zat gizi dengan kebutuhan;
  2. Berimbangnya jumlah antar kelompok pangan;
  3. Berimbangnya jumlah antar waktu.

  • Selanjutnya keragaman pangan juga harus meliputi keragaman kelompok pangan misalnya pangan pokok : Nasi-Nasi-Ubi Kayu, Nasi-Jagung dll; Lauk-Pauk: Daging-Ikan, Telur, Tahu/Tempe; Sayur: Bayam-Wortel-Kangkung dll; Buah-buahan: Jeruk-Pepaya-Pisang dll.
  • Pangan 3B, merupakan pangan yang memenuhi kaidah triguna makanan yaitu : sebagai sumber zat tenaga, zat pembangun dan sumber zat pengatur.Pangan sumber zat tenaga/sumber karbohidrat akan diperoleh energi yang berfungsi antara lain untuk pengaturan suhu tubuh dan kegiatan fisik sehari-hari. Pangan sumber zat pembangun/sumber protein penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Pangan sumber zat pengatur/sumber vitamin dan mineral berperan untuk memperlancar bekerjanya fungsi organ tubuh.
  • Sejak tahun 1950 telah diperkenalkan Pedoman Empat Sehat Lima Sempurna yang sampai sekarang masih dikenal oleh sebagian masyarakat. Slogan tersebut sebenarnya merupakan bentuk implementasi dai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang memuat 13 pesan dasar gizi seimbang termasuk prilaku sehat yang mendukung terpenuhinya keseimbangan gizi, yaitu antara kebutuhan tubuh dengan asupan zat gizi. 13 pesan tersebut adalah :
  1. Makanlah anekaragam makanan;
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi;
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi;
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi;
  5. Gunakan garam beryodium;
  6. Makanlah makanan sumber zat besi;
  7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan dan tambahkan Makanan Pengganti Air Susu Ibu (MP-ASI) sesudahnya;
  8. Biasakan makan pagi;
  9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya;
  10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur;
  11. Hindari minuman beralkohol;
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan;
  13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI SELAMA KEHAMILAN

1). Kebutuhan Energi pada saat kehamilan
  • Selama kehamilan ibu hamil memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan janin,placenta dan pertumbuhan jaringan-jaringan lainnya sebesar 77.000 kkal atau setara dengan 285 kkal/hari (krisnatuti,diah 2000).
2). Kebutuhan Zat Gizi
  • Pada masa kehamilan seorang ibu memerlukan zat gizi yang lebih banyak dari keadaan ibu tidak hamil.semua zat gizi diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan ibu sendiri supaya cepat menyembuhkan luka-luka persalinan pada masa nifas,memberikan cadangan untuk masa laktasi serta untuk pertumbuhan otak janin.kebutuhan zat gizi ditentukan oleh kenaikan dari berat janin dan kecepatan janin mensintesa jaringan-jaringan baru,dengan demikian kebutuhan zat gizi akan bertambah pada minggu-minggu mendekati kelahiran.zat gizi di peroleh dari simpanan ibu pada masa anabolik dan dari makanan sehari-hari ibu hamil.
  • Berdasarkan kecukupan energi dan zat gizi yang diperlukan selama hamil berikut ini diuraikan tentang kandungan bahan-bahan makanan yang harus dikonsumsi ibu hamil setiap hari diantaranya :
1). Karbohidrat
  • Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia jenis nutrien ini disebut juga zat bertenaga,karbohidrat berfungsi menunjang pertumbuhan janin,pembentukan placenta,dan cadangan energi berupa lapisan lemak tubuh.sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan adalah karbohibrat.ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1500 kalori. Macam-macam karbohidrat diantaranya :
1.Sumber-sumber hidrat arang :
  1. Glukosa dibuat secara komersil dari starch atau pati dan ditemukan pada sebagian buah terutama buah anggur.
  2. Sukrosa merupakan gula pasir.
  3. Laktosa gula yang ditemukan dalam susu.
  4. Galaktosa tidak terdapat secara alami tetapi dihasilkan melalui proses pencernaan laktosa.
  5. Maltosa ditemukan dalam biji kecambah dan terbentuk saat pembuatan bir.
  6. Starch(pati) merupakan hidrat arang simpanan yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup besar,pati ini ditemukan dalam jenis biji-bijian,buah-buahan,ubi,kacang-kacangan.

Kebutuhan Kalori
Usia dalam tahun Kebutuhan kalori sehari
Umur 11-14 tahun 2200 kkal
Umur 15-18 tahun 2200 kkal
Umur 19-24 tahun 2200 kkal
Umur 25-50 tahun 2200 kkal
Ibu hamil trimester I 2200 kkal
Ibu hamil trimester II & III 2200 & 300-500 kkal
Sumber : comprehensive maternity nursing

2). Protein/zat putih telur
  • Merupakan konstituen penting pada semua sel. Jenis nutrien ini berupa struktur komplek yang terbuat dari asam amino yang berfungsi sebagai:
  1. Mengganti protein yang hilang selama metabolisme protein akan hilang dalam pembentukan rambut serta kuku dan sebagian sel-sel mati yang lepas dari pernukaan kulit.
  2. Menghasilkan jaringan yang baru jaringan baru terbentuk selama masa pertumbuhan kesembuhan dari cidera kehamilan dan laktasi.
  3. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.

Sumber-sumber protein antara lain:
  1. Protein hewani : daging, ikan, unggas telur, kerang, dan sebagainya.
  2. Protein nabati :kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang tanah, kedelai dan lain sebagainya.
  • Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin, penambahan volume darah dan pertumbuhan mamae ibu serta jaringan uterus, kebutuhan protein pada ibu hamil 60 gr lebih banyak dari yang tidak hamil

Kebutuhan protein bagi wanita :

Usia dalam tahun Kebutuhan Protein (g)
Usia 19-29 tahun 46 gr
Usia 25-50 tahun 50 gr
Ibu hamil 60gr
Sumber : comprehensive maternity nursing

3). Lemak
  • Lemak sangat dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistim saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan-makanan yang mengandung lemak tidak lebih 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi setiap hari (Kasnu, Dini, 2004).
  • Lemak bisa didapatkan dari asam lemak jenuh umumnya berasal dari sumber hewani, dan asam lemak tidak jenuh yang bersumber dari nabati. Sumber lemak hewani yaitu: daging sapi, kambing, ayam, telur, ikan, susu, dan produk olahannya.S umber lemak nabati yaitu: minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung.

4). Vitamin
  • Vitamin merupakan zat penting yang harus di konsumsi ibu hamil.Peranan vitamin dalam tubuh ibu hamil sebagai berikut:
  1. Mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
  2. Menunjang proses metebolisme tubuh.
  3. Mengatur penggunaan protein dan lemak.
  4. Meningkatkan penyerapan zat besi dan kalsium.
  5. Mengatur proses pembentukan tulang dan gigi.
  6. Mengatur penbentukan sel-sel darah merah.
  7. Mencegah timbulnya kelainan susunan syaraf.
  • Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil vitamin yang diperlukan untuk membantu metabolism karbohidrat dan protein salah satu vitamin yang perlu diperhatikan selama hamil adalah folid acid.

Macam-macam vitamin:
a). Vitamin A 
  • vitamin A berguna bagi pertunbuhan tulang dan gigi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi serta membantu memelihara jaringan mata. Sumber :kuning telur,hati,mentega,sayuran berwarna hijau,buah-buahan (wortel,tomat,nangka).
b). Vitamin B komplek
  • Vitamin B komplek mengandung :
a.Vitamin B1
  • Berfungsi membantu metabolisme energi. Sumber :daging,kuning telur,ikan,beras,roti,kacang-kacangan.
b.Vitamin B2(Riboflavin)
  • Berfungsi mambantu metabolisme energi. Sumber :susu,daging,sayuran
c.Vitamin B6
  • Berfungsi meningkatkan pembentukan sel darah merah serta menunjang pembentukan gigi dan gusi janin. Sumber :gandum, jagung, hati, dan daging.
d. Vitamin C
  • Menunjang pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumber :jeruk,tomat,melon,sayuran.
e. Vitamin D
  • Membantu penyerapan kalsium dan fosfor. Sumber :minyak ikan laut,susu,dan margarine.
f. Vitamin K
  • Mencegah perdarahan dan membantu proses pembekuan darah.
g. Asam nikotin (niasin)
  • Penting untuk proses pembakaran untuk mendapatkan tenaga,kekurangan niasin yang hebat akan menyebabkan badan terasa lemas sumber :sayuran,daging,dan kacang-kacangan.
h. Vitamin B12
  • Berguna dalan pembentukan eritrosit,kekurangan vitamin B12 jarang terjadi karena terdapat banyak didalam sel-sel hewan.
i. Folid acid/folacin
  • Adalah vitamin yang berfungsi sebagai koenzim dalam sistem DNA.Gejala klinis yang terjadi pada defisiensi folid acid biasanya pertama terlihat pada jaringan yaitu anemia.folid acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah macrocytic megaloblastik selama hamil ,kebutuhan folacin 400-800 gr/hr.

5). Garam mineral
  • Garam mineral yang dibutuhkan antara lain :
  1. Kalsium
  2. Zat besi
  3. Fosfor
  • Garam dapur dan fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi janin, kekurangan garam dapur pada janin karena garam dapur yang diperlukan diperoleh dari tulang ibu dengan demikian ibu hamil akan mengalami caries.
  • Sumber makanan yang mengandung kalsium adalah:
  1. Susu dengan hasil olahannya
  2. Ikan teri dan ebi
  3. Sayuran seperti bayam, sawi, katuk, dan melinjo

6). Zat besi
  • Peran zat besi pada masa kehamilan adalah untuk menunjang persediaan darah karena kebutuhan volume darah wanita hamil meningkat sebanyak 30%. Zat besi juga berperan untuk mendukung fungsi plasenta karena didalam plasenta terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berperan sebagai saluran untuk menyalurkan zat-zat gizi dan oksigen kedalam tubuh janin. Kebutuhan zat besi pada wanita normal sekitar 20-25 mg/hr dan ketika hamil kebutuhannya bertambah sebanyak 20 ng/hr. Apabila kandungan zat besi dalam darah wanita hamil menurun maka wanita yang bersangkutan akan menderita anemia. Perlu diketahui selama proses persalinan seorang wanita akan kehilangan darah sekitar 300 ml. Jika kondisi itu berlanjut resiko darah yang hilang dalam tubuh ibu semakin besar.
  • Fungsi dari zat besi diantaranya untuk menunjang sirkulasi darah, membentuk sel darah merah, membantu proses pengangkutan oksigen.
Sumber zat besi :
  1. Hati memiliki kandungan besi sangat tinggi
  2. Daging
  3. Telur, ikan, tepung gandum, roti, dan sayuran hijau

7). Air
  • Air menjadi bagian dari kebutuhan 65-75% dari berat total tubuh, konsumsi air secara konstan merupakan hal yang amat penting orang yang berpuasa lama dapat hidup dari cadangan protein atau lemak, hidrat arang dan nutrient.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Santosa,Budi, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006, Jakarta: Prima Medika
  2. DD Jack A Pritchard, MD, Paul C MacDonald, MD Morman F Gannt, 1991. Obstetric Williams, Surabaya: Airlangga University Press.
  3. Depkes RI 2006, Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur, Jakarta.
  4. Beck, M. E. (1993). Ilmu Gizi Dan Diet. Yayasan Essenti. Jakarta
  5. Muchtar, Rustam, 1998, Synopsis Obstetri, Jakarta: EGC.
  6. Notoatmojo, Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
  7. Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
  8. Sadikin, Muhamad, 2006, Biokimia Darah, Penebar Swadaya.
  9. Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta : JNPKKR. POGI.
  10. Smletzer, 2002, Keperawartan Medikal Bedah, Jakarta: EGC.
  11. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
  12. Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2001, Penelitian Status Gizi, Jakarta: EGC.
  13. Royston, 2002, Pencegahan Kematian Ibu Hamil, Jakarta : Binarium Aksara.
  14. Dini Kasdu (2004). Gizi ibu hamil. 3G Publiser. Jakarta


Monday, May 2, 2011

EMESIS GRAVIDARUM Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

EMESIS GRAVIDARUM

PENGERTIAN EMESIS GRAVIDARUM
  • Morning sickness disebut juga sakit pagi adalah gejala muntah (emesis gravidarum), biasanya terjadi pada pagi hari (Rustam, 2002). Morning sickness adalah mual (nausea) atau muntah (vormitusi) yang terjadi dalam awal bulan kehamilan, biasanya hanya saat ba

PENILAIAN STATUS GIZI Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENILAIAN STATUS GIZI

PENGERTIAN STATUS GIZI
  • Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh: Gondok merupakan

PENYAKIT DARAH TINGGI (HIPERTENSI) Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENYAKIT DARAH TINGGI (HIPERTENSI)

PENGERTIAN HIPERTENSI
  • Hipertensi atau tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur. (Muhammadun, 2010).
  • Hipertensi adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atua kronis dalam waktu yang lama. Hipertensi merupakan kelainan yan

HIV/AIDS Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

HIV/AIDS

PENGERTIAN HIV/AIDS
  • HIV (Human Immuno Deficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang system kekebalan tubuh manusia sehingga tidak mampu melindungi dari serangan penyakit lain (Dinkes Nganjuk, 2009:18)).
  • HIV yaitu virus yang merusak system kekebalan tubuh manusia (Dinkes Jatim, 2008: 31).
  • AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan dari beberapa gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (Dinkes Nganjuk, 2009:18).
  • AIDS adalah sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh menurunya system kekebalan tubuh manusia karena terinfeksi HIV (Dinkes Jatim, 2008:31).
  • AIDS adalah suatu sindrom penyakit defisiensi imunitas selular yang didapat, yang pada penderitannya tidak dapat ditemukan penyebab defisiensi tersebut (Unandar B, 1999: 401).
  • AIDS merupakan gangguan immunodefisiensi yang sekunder yang disebabkan oleh retrovirus (HIV) yang telah terisolasi dalam cairan tubuh orang yang terinfeksi (C.Long Barbara, 1996: 572).

GAMBARAN KLINIS
  • Infeksi oleh HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Dua minggu setelah penularan beberapa penderita terjadi demam, nyeri tenggorok, keringat pada malam hari, diare. Gejala-gejala ini hilang sendiri, dan setelah itu 6 bulan sampai 8 tahun akan lebih tidak memberi gejala. Pada tahap selanjutnya sistim kekebalan tubuh mulai terganggu dan timbul gejala-gejala dari AIDS related complex berupa demam, berat badan turun lebih dari 10%, diare yang lama atau berulang-ulang, keringat pada malam hari dan perasaan lelah yang berlangsung lebih dari satu bulan. Pada tingkat akhir yang dinamakan AIDS, kekebalan tubuh sudah sangat menurun dan terjadi infeksi berat yang lama atau timbul beberapa jenis kanker dan akhirnya penderita meninggal (Tjahyo D, 2000: 76).

CARA PENULARAN
  • HIV hanya bisa ditularkan oleh orang yang telah terinfeksi HIV melalui :
  1. Hubungan seks berganti-ganti pasangan. Penampilan seseorang tidak menjamin orang tersebut bebas dari HIV. Makin banyak pasangan seks, makin berisiko. Risiko semakin besar jika pasangannya terkena IMS (Infeksi Menular Seksual) karena luka dan jaringan tubuh yang terbuka akibat IMS merupakan pintu masuk HIV.
  2. Pengunaan jarum suntik narkoba, tindik dan tatto yang tidak steril/bergantian. Sisa darah yang tertinggal pada jarum sangat potensial menularkan HIV jika tanpa disterilkan.
  3. Ibu ke bayinya, Bisa terjadi selama proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Penelitian menyatakan bahwa risiko penularan dari ibu yang terinfeksi kebayinya rata-rata 30%.
  4. Transfusi darah tanpa screening. Penularan HIV melalui transfuse darah akan terjadi bila :
  • Darah yang didonorkan tidak discreening terlebih dahulu sebelum ditransfusikan.
  • Pendonor yang terinfeksi HIV pada periode jendela bisa jadi belum terdeteksi kebenaran virus HIV-nya. Maka darahnya berpotensi menularkan HIV (Dinkes Nganjuk, 2009: 19)

KELOMPOK YANG BERESIKO TINGGI TERKENA HIV/AIDS
  • Sesuai dengan sifat-sifat AIDS maka kelompok risiko tinggi ini harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
  1. Aktif dalam perilaku seksual menyimpang. Makin aktif, makin tinggi risikonya. Golongan yang sangat aktif adalah WTS (Wanita Tuna Susila), PTS (Pria Tuna Susila), dan pencari kepuasan seksual (pelanggan WTS atau PTS). Ditinjau dari usianya yang mempunyai kemungkinan tertinggi untuk berperilaku seksual aktif adalah orang remaja keatas.
  2. Kaum biseksual maupun homoseksual
  3. Mereka yang suka/pernah melakukan hubungan seksual dengan orang yang berasal dari daerah-daerah dimana insiden AIDS tinggi. Mereka tinggal di daerah tujuan wisata atau yang senang melayani wisatawan mempunyai peluang yang lebih besar (Depkes RI, 2002: 62).

PREVALENSI
  • Ratio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Cara penularan kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan melalui Heteroseksual 48,8%, IDU (Injecting Drug User) 41,5%, dan Homoseksual 3,3%. Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (50,07%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (29,63%) dan kelompok umur 40-49 tahun (8,49%) (Dinkes Nganjuk, 2009: 18).

TAHAP / FASE HIV/AIDS
  1. Tahap 1 (tahap Window), infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis ketika antibody terhadap virus tersebut berubah dari negatif menjadi positif. Lama periode jendela yaitu 1-3 bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan (Nursalam, 2007: 47).
  2. Tahap 2 : Asimptomatik (tanpa gejala), belum ada gejala khas. Keadaan ini dapat berlangsung rerata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain (Nursalam, 2007 : 47).
  3. Tahap 3, keringat berlebihan pada waktu malam hari, diare terus menerus, berat badan terus menurun, pembengkakan kelenjar getah bening, Flu (Dinkes Jatim, 2008 : 31).
  4. Tahap 4 (tahap AIDS), system kekebalan tubuh sangat lemah, mulai muncul gejala-gejala infeksi oportunistik (Infeksi yang muncul karena system kekebalan tubuh lemah) diantaranya : infeksi paru (TBC), Infeksi jamur pada mulut (sariawan yang parah), kanker kulit (sarcoma Kaposi), dll (Dinkes Jatim, 2008 : 31).

PENCEGAHAN
  1. Puasa seks yaitu tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
  2. Setia pada pasangan seks yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seks.
  3. Pemakaina kondom pada setiap melakukan hubungan seks yang berisiko tertular virus HIV atau penyakit menular seksual lainnya.
  4. Tidak menggunakan jarum suntik narkoba secara bergantian. (Tjahyo D, 2000 : 77)

DIAGNOSIS HIV/AIDS
  • Dengan tes darah standart (serologi), laboratorium pertama kali melakukan enzyme-linked immunoassay (ELISA atau EIA). Hasil elisa yang negatif berarti tidak terinfeksi. Bila hasilnya positif, laboratorium secara otomatis melakukan tes kedua yang disebut Western blot (WB). Bila kedua tes hasilnya positif, berarti orang tersebut terinfeksi HIV (Joel Gallant, 2010 : 30)

PENATALAKSANAAN 

1.Pengobatan medis
  • Sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan (Safri I, 2005 :5).
2.Pengobatan alternatif
  • Berbagai bentuk pengobatan alternatif untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit. Akupuntur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri, namun tidak menyembuhkan infeksi HIV.
  • Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.
  • Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi baik.
  • Jadi pengobatan alternatif memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS (Wikipedia, 2011: 10)
3.Psikoterapi
  • Begitu besar dampak psikososial bagi penderita HIV/AIDS terhadap stigma / hukuman sosial dari masyarakat sehingga perlu penguatan psikologis bagi penderita (Depkes RI, 2002: 62).

RESPON SOSIAL TERHADAP HIV/AIDS
  • Ketakutan masyarakat terhadap AIDS tidak proporsional dengan ancaman yang sesungguhnya. AIDS merupakan penyakit orang dewasa yang hubungan seksnya sembarangan atau para pemakai obat yang menggunakan jarum bergantian. Ketakutan sementara orang berdasarkan kekurangan informasi atau informasi yang salah cerna sehingga ketakutan menjadi mendalam oleh AIDS. Bila dilandasi takut mati penyembuhan AIDS akan semakin sukar. Sebagaian orang yang berisiko tinggi seperti yang homoseksual merasa dikucilkan dan kehilangan mata pencaharian atau asuransi. Anak-anak penderita HIV/AIDS dilarang bersekolah, walaupun HIV/AIDS belum terbukti bisa ditularkan melalui kontak perorangan atau tempat duduk toilet. Yang sudah terbukti adalah perubahan perilaku pada orang homoseksual dan orang biseksual, kebanyakan memperhatikan kesehatan dan menjaga bahaya seksual (C. Long Barbara, 2006 : 573)
  • Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang – kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) (Wikipedia, 2011 : 1).
  • Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat diberbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV, diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu perlindungan kerahasiannya, dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV (Wikipedia, 2011 : 11-12).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Amril Amarullah.(2009), Kasus HIV/AIDS di Jatim Memprihatinkan. http://nasional.vivanews.com. Diakses tanggal 4 Pebruari 2011
  2. Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta
  3. Azwar, S. (2009), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Ed. 2. Pustaka Belajar Offset : Yogyakarta
  4. C. Long Barbara. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran : Bandung
  5. Effendi N. (1998), Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC : Jakarta
  6. Fahiyah Wardah. (2010), Jumlah Perempuan Indonesia Penderita HIV/AIDS Meningkat. http://www.voanews.com. Diakses tanggal 2 Pebruari 2011
  7. Joel Gallant. (2010), Tanya Jawab Mengenai HIV dan AIDS. PT. Indeks : Jakarta
  8. Notoatmodjo, Soekidjo (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. PT. Rineka Cipta : Jakarta
  9. Notoatmodjo, Soekidjo (2005) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
  10. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
  11. Nursalam dan Pariani (2001). Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto.
  12. Nursalam., dan Ninuk D. (2007), Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Ed.2. Salemba Medika : Jakarta
  13. Safri Ishmayana. (2005), Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini. http://www.chem-is-try.org. Diakses Tanggal 4 Pebruari 2011
  14. Sugiyono. (2007), Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta : Bandung
  15. Sunaryo. (2004), Psikologi Untuk Keperawatan. EGC : Jakarta
  16. Tjahyo D., dan Ign Susanto. (2000). Materi Penyuluhan Remaja. Biro Penyuluhan Remaja Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya : Surabaya
  17. Unandar B. (1999). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta
  18. Unandar B. (2002). Pengenalan Masalah Psikososial. Depkes RI Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat : Jakarta.
  19. Dinkes Prov Jatim, (2008), Info Remaja Gaul dan Sehat. Dinkes Provinsi Jatim : Surabaya
  20. Dinkes Nganjuk, (2009). Informasi Umum IMS dan HIV. Dinkes : Nganjuk
  21. (2009), Save Papua Save Lost Generation. Interaksi : Jakarta
  22. Dinkes Nganjuk, (2010), Laporan Kasus HIV/AIDS Kabupaten Nganjuk Tahun 2002-2010. Klinik VCT Adenium : Puskesmas Bagor


Friday, April 15, 2011

KISI-KISI SOAL FARMAKOLOGI S1 KEPERAWATAN 2011 Menurut dr-suparyanto


KISI-KISI SOAL FARMAKOLOGI S1 KEPERAWATAN 2011 / 2012 / 2013

  1. Sebutkan efek samping obat isosorbit dinitrat?
  2. Jelaskan cara kerja obat nitrogliserin?
  3. Sebutkan kontraindikasi obat Beta bloker non kardioselektif?
  4. Jelaskan cara kerja obat calsium antagonis?
  5. Beri contoh obat yang meningkatkan kontraksi miokardium?
  6. Beri contoh obat alfa bloker?
  7. Apa yang dimaksud dengan obat diuretik?
  8. Jelaskan cara kerja diuretic manitol?
  9. Beri contoh diuretic kuat?
  10. Beri contoh diuretic hemat kalium?
  11. Bagaimana cara menghindari efek samping aritmia pada pemakaian diuretik?
  12. Pada penderita edema paru, pemilihan diuretic apa yang sesuai?
  13. Jelaskan cara kerja obat parasetamol?
  14. Jelaskan apa saja efek samping dari aspirin?
  15. Sebutkan obat yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi?
  16. Jelaskan asuhan keperawatan penderita gastritis yang harus memakai aspirin?
  17. Pada penderita artritis rematoid, anti inflamasi jenis apa yang paling efektif?
  18. Sebutkan obat yang dipergunakan untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah?
  19. Apa yang dimaksud dengan obat otonomik?
  20. Sebutkan macam reseptor kolinergik dan adrenergik?
  21. Sebutkan kontraindikasi pemakaian obat kolinergik?
  22. Berikan contoh obat antispasmodic?
  23. Sebutkan obat penawar pada keracunan atropine?
  24. Sebutkan nama lain obat simpatolitik, dan parasimpatolitik?
  25. Beri contoh obat pelumpuh otot?

Monday, April 11, 2011

KISI-KISI SOAL KOMUNITAS 2 SI KEPERAWATAN Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

KISI-KISI SOAL KOMUNITAS 2 SI KEP 2011, 2012, 2013

  1. Siapakah yang mendata masyarakat miskin?
  2. Bagaimana kriteria masyarakat miskin menurut BPS?
  3. Siapa saja yang dapat dilayani dengan berobat gratis di Puskesmas?
  4. Apa itu program Jampersal? Berapa biaya persalinan yang ditanggung pemerintah?
  5. Apa itu Jamkesmas?
  6. Apa beda Jamkesmas dan Jamkesda

Friday, April 8, 2011

tentang MENOPAUSE Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

MENOPAUSE

PENGERTIAN MENOPAUSE
  • Menopause adalah berhentinya mens secara permanen (Varney. H, 2007:301).
  • Menopause adalah masa transisi atau peralihan, dari tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya (Lestary. D, 2010: 14)
  • Menstruasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perdarahan menstruasi terakhir dalam kehidupan wanita (Andrews. G, 2010:465).

KARAKTERISTIK USIA MENOPAUSE
  • Menopause (menstruasi terakhir) menandai akhir masa reproduksi seorang wanita dan biasanya terjadi pada wanita berusia antara 45 dan 55 tahun dengan usia rata-rata 51 tahun (Andrews. G, 2010: 532).
  • Biasanya terjadi pada usia 50 tahun (Utama. H, 2006: 2)
.
MACAM-MACAM MENOPAUSE

a. Menopause premature (Dini)
  • Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun (Prawirohardjo. S, 2005: 241). Menurut Dr. Purwantyastuti, bila seseorang mengalami henti haid di usia 30-an atau awal 40-an, maka orang tersebut dapat dikatakan mengalami menopause dini.
b. Menopause Normal
  • Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawal 50 tahun (Andrews. G, 2010:466).
c. Menopause Terlambat
  • Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas 52 tahun (Prawirohardjo. S, 2005: 241).

TANDA DAN GEJALA MENOPAUSE

  • Tanda dan gejala Menopause (Varney. H, 2007: 306) adalah:
a. Perubahan Pola Perdarahan
  • Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi
b. Hot flash
  • Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan perasaan panas, sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan kadang-kadang diikuti dengan demam.
c. Gangguan tidur
  • Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot flash atau gangguan napas saat tidur. Wanita menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko gangguan tidur, sementara wanita gemuk, mendengkur keras atau tidur berlebihan beresiko terhadap gangguan napas saat tidur.
d. Perubahan Atropik
  • Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium vagina dan serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan yang terputus-putus. Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya produksi mukus yang dapat menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga menunjukkan perubahan setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi kering atau gatal pada vulva dan vagina atau dispareunia.
e. Perubahan Psikofisiologis
  • Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan menopause adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual. Terdapat perbedaan antara insomnia sejati dengan perubahan tidur yang dikaitkan dengan keringat malam berlebihan. Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan depresi atau ansietas.
f. Perubahan Berat Badan
  • Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan pada wanita usia paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat untuk wanita seiring pertambahan usia mereka.
g. Perubahan Kulit
  • Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka.
h. Seksualitas
  • Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita, maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan.
i. Perubahan Fungsi Tiroid
  • Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MENOPAUSE
  • Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu:
a. Usia pertama haid
  • Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Diabetes Melitus
  • Penyakit autoimun seperti Diabetes Melitus menyebabkan terjadinya menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang terbentuk akan menyerang FSH.
c. Perokok berat
  • Pada wanita perokok diperoleh usia menopause lebih awal, sekitar 1,5 tahun (Varney. H, 2006: 302).
d. Minum alkohol
  • Wanita yang nulipara dan wanita yang banyak mengonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause yang lebih lambat .
e. Status gizi
  • Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang, atau pepaya (Baziad. A, 2010).
f. Sosial ekonomi
  • Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Achmadi. (2009), Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Status Gizi, Ketersediaan dan Produksi Pangan. http:/ anianaharani.blogspot.com diakses pada 17 Pebruari 2011
  2. Andrews, G, (2010), Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita: EGC. Jakarta
  3. Arisman. (2010), Gizi Dalam Daur Kehidupan: EGC. Jakarta
  4. Barasi, M. E, (2007), At A Glance Ilmu Gizi: Erlangga. Surabaya
  5. Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
  6. Baziad, Ali. (2010), Waspadai Menopause Dini. http://m.okezone.com diakses pada 7 Pebruari 2011
  7. Gibson. (1990). Pengertian Status Gizi. http:/www.rajawana.com diakses pada 15 Pebruari 2011
  8. Hadi. (2002). Pengertian Status Gizi. http:/www.rajawana.com diakses pada 15 Pebruari 2011
  9. Hanafiah. (1990). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Menghadapi Pre Menopause. http://www.bascommetro.com diakses pada 25 Pebruari 2011
  10. Lestari, D. (2010), Seluk Beluk Menopause: Gara Ilmu. Jogjakarta
  11. Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta. Jakarta
  12. Nursalam. (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Salemba Medika. Jakarta
  13. Paath, E. F. (2005), Gizi Dalam Kespro: EGC. Jakarta
  14. Prasetyo, Iin. (2008), Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Menopause Dini di Desa Kuncen, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. http://digilib.unimus.ac.id diakses pada tanggal 7 Pebruari 2011
  15. Prawirohardjo, S. (2005), Ilmu Kandungan: Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
  16. Purwantyastuti. (2008). Menopause Dini. http:/mimi-breastfriend.blogspot.com diakses pada 17 Pebruari 2011
  17. Sugiyono. (2007), Statistika Untuk Penelitian: Alfabeta. Bandung
  18. Supariasa, I.D.N. (2002), Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta
  19. Tirtawinata, T.C. (2006), Makanan Dalam Prespektif Al Qur’an dan Ilmu Gizi: FKUI. Jakarta
  20. Utama, H. (2006), Gizi Sehat Untuk Perempuan: FKUI. Jakarta
  21. Varney, H. (2007), Buku Ajar Asuhan Kebidanan: EGC. Jakarta
  22. (2009), Kehidupan Seksual Wanita Saat Memasuki Usia Menopause. http://psks.lppm.uns.ac.id diakses pada 17 Pebruari 2011

Saturday, April 2, 2011

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) 2 Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

PENGERTIAN PUSKESMAS
  • Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).
a. Unit Pelaksana Teknis
  • Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta u

KONSEP KLIEN / PENERIMA JASA Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M,Kes

KONSEP KLIEN / PENERIMA JASA

PENGERTIAN KLIEN
  • Klien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Wijono, 1999:1237)

HAK ASASI MANUSIA (HAM)
  • Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Hak asasi manusia adalah Merupakan hak-hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia lahir dan merupakan pemberian dari Tuhan. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdeka

AMENOREA Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP AMENOREA

PENGERTIAN
  • Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak da

MUTU PELAYANAN KESEHATAN Menurut dr-suparyanto

Dr. Suparyanto, M.Kes

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

PENGERTIAN MUTU
  1. Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956).
  2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
  3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhn kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402, 1986).
  4. Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang dipertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran's Quality Control Handbook, 1988).
  5. Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi berbagai standar / spesifikasi.

PENGERTIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

  • Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
  • Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).
  • Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputu, pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk pelayanan dokter, karyawan (Mary R. Zimmerman).
  • Pengertian mutu pelayanan kesehatan (Wijono, 1999) adalah :
  1. Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkanpada kematian, kesakitan, ketidak mampuan dan kekurangan gizi (Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).
  2. Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang inklusif dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan diseluruh bagian.
  3. Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen.
  • Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima secara luas, namun penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang, tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.

BATASAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
  • Untuk mengatasi masalah dalam perbedaan tingkat kepuasaan setiap orang dalam menerima pelayanan kesehatan, maka telah disepakati bahwa pembahasan tentang kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan mengenal paling tidak dua pembatasan, yaitu:
1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
  • Pembatasan pertama yang telah disepakati adalah pada derajat kepuasan pasien. Untuk menghindari adanya subjektivitas individual yang dapat mempersulit pelaksanan program meenjaga mutu, maka ditetapkan bahwa ukuran yang dipakai untuk mengukur kepuasan disini bersifat umum yakni sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
2. Pembatasan pada upaya yang dilakukan
  • Pembatasan kedua yang telah disepakati pada upaya yang dilakukan dalam menimbulakan rasa puas pada diri setiap pasien. Untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang pada umumnya awam terhadap tindakan kedokteran, ditetapkanlah upaya yang dilakukan tersebut harus sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi, bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan kata lain dalam pengetian mutu pelayanan kesehatan tercakup pula kesempurnaan tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prifessi yang telah ditetapkannya.

SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN
  • Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud (Azwar, 1996) adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
  • Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar
  • Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
  • Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
  • Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
  • Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

KOMPONEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
  • Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu: masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact).
1. Input
  • Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
  • Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a. Sumber (resources)
  • Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1). Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
  1. Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
  2. Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2). Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
  1. Modal bergerak (working capital): uang, giro
  2. Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

3). Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b.Tatacara (prosedures)
  • Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

c.Kesanggupan (capacity)
  • Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

  • Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity, Managerial, dan Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M, yaitu Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi yang mencari keuntungan, macam input ada 6M, yaitu Man, Money, Material, Method, Machinery, Market.
2. PROSES
  • Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
  • Macam fungsi manajemen:
  1. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada 6: Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE).
  2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom, Responsibility (PACGFR).
  3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
  4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing, Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
  5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
  6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controling (POCCC).

  • Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:
  1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
  2. Organizing: termasuk penyusunan staff
  3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan
  4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan

OUTPUT
  • Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

SASARAN
  • Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan:
  1. UKP untuk perseorangan
  2. UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

  • Macam sasaran:
  1. Sasaran langsung (direct target group)
  2. Sasaran tidak langsung (indirect target group)

IMPACT
  • Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)
  • Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang diderita. Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat. Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga faktor tsb. Apabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi).
2. Tuntutan Kesehatan (health demands)
  • Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
  • Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
  1. Indikator yang mengacu pada aspek medis.
  2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
  3. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
  4. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.

  • Kebijakan dalam menjamin mutu pelayanan kesehatan, mencakup:
1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan
  • Upaya ini melalui pengembangan dan pemantapan jejaring pelayanan kesehatan dan rujukannya serta penetapan pusat-pusat unggulan sebagai pusat rujukan (top referral).
2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan pedoman
  • Yaitu dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan standar internasional.
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia
  • Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme mencakup kompetensi, moral dan etika.
4. Penyelenggaraan Quality Assurance
  • Untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disertai dengan Evidence-based Parcipitatory Continuous Quality Improvement.
5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi
  • Yang diarahkan pada pencapaian akreditasi untuk berbagai aspek pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan public
  • Peningkatan public-private mix dalam mengatasi berbagai problem pelayanan kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
  • Yang dilakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat
  • Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan pengawasan pelayanan kesehatan.

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
  • Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan dan harapannya
  • Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.
2. Perbaikan kinerja
  • Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses perbaikan
  • Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
  • Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.
  • Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan secara sistematik, konsisten dan terus menerus.

  • Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup :
1). Penataan organisasi
  • Penataan organisasi menjadi organisasi yang efisien, efektif dengan struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization through the function.
2). Regulasi peraturan perundangan
  • Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.
3). Pemantapan jejaring
  • Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pelayanan.
4). Standarisasi
  • Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang diharapkan juga harus distandarisasi. 5)Pengembangan sumber daya manusia
  • Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan inovatif serta bersikap antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan secara lokal maupun global.
6). Quality Assurance
  • Berbagai komponen kegiatan quality assurance harus segera dilaksanakan dengan diikuti oleh perencanaan dan pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan. Data dan informasi yang diperoleh dianalysis dengan cermat ( root cause analysis ) dan dilanjutkan dengan penyusunan rancangan tindakan perbaikan yang tepat dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan “tailor’s model“ dan Plan- Do- Control- Action (PDCA).
7). Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pusat-pusat unggulan baik yang bertaraf lokal atau dalam negeri maupun internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan.
8). Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
  • Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
9). Peningkatan kontrol sosial
  • Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.

SISTEM DAN MEKANISME PENINGKATAN MUTU PELAYANAN TERUS-MENERUS
  • Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut:
1. Visi manajemen dan komitmen
  • Nilai organisasi dan komitmen dari semua level sangat diperlukan.
2. Tanggung jawab
  • Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.
3. Pengukuran umpan balik
  • Perlu dibuat sistem evaluasi sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai informasi yang cukup.
4. Pemecahan masalah dan proses perbaikan
  • Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menyelesaikan keluhan, dan masalah sistem memerlukan proses perbaikan dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.
5. Komunikasi
  • Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai.
6. Pengembangan staf dan pelatihan
  • Pengembangan staf dan pelatihan berhubengan dengan pengembangan sumber daya yang dapt mempengaruhi kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan.
7. Keterlibatan tim kesehatan
  • Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar mereka terlibat dan berperan serta dalam strategi organisasi.
8. Penghargaan dan pengakuan
  • Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf
  • Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan
  • Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.

  • Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran adalah sebagai berikut:
1. Quality Planning, meliputi:
  1. Menentukan pelanggan.
  2. Menentukan kebutuhan pelanggan.
  3. Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
  4. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk sesuai dengan gambaran produk.
  5. Mentrasfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.

2. Quality Control, meliputi:
  1. Mengevaluasi kinerja produk saat ini.
  2. Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk
  3. Melaksanakan atau memperbaiki perbedaan.

3. Quality Improvement, meliputi:
  1. Mengembangkan infrastruktur.
  2. Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu.
  3. Membentuk tim mutu.
  4. Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan serta motivasi untuk mendiagnosis penyebab, menstimulasi perbaikan, dan mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan peningkatan.

REFERENSI

  1. Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
  2. http://dr-suparyanto.blogspot.com/search/label/Komunitas
  3. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/pelayanan-kesehatan-health-service.html
  4. http://drsuparyanto.blogspot.com/search/label/Kuliah%20Manajemen%20dan%20Organisasi
  5. http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/pelayanan-kesehatan-dan-mutu-pelayanan.html
  6. http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-kesehatan.html