PENGERTIAN PWS-KIA
- Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan KIA-nya rendah
LATAR BELAKANG
- AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
- Penyebab kematian persalinan: Perdarahan: 40 %, Infeksi: 30 %, Toksemia: 20 %
- Untuk mengatasi masalah diatas, pelayanan KIA dituntut meningkat baik jangkauan maupun mutunya
- Pelayanan KIA perlu dipantau terus menerus untuk mengetahui gambaran tentang kelompok mana dalam wilayah yang paling rawan
- Dengan diketahuinya lokasi (desa) rawan kesehatan ibu dan anak, maka desa tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya
- Untuk memantau cakupan pelayanan KIA dikembangkan sistem PWS-KIA
TUJUAN UMUM
- Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA diwilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.
TUJUAN KHUSUS
- Memantau cakupan pelayanan KIA secaraterus menerus untuk tiap desa
- Menilai kesenjangan antara target dan pencapaian sebenarnya untuk tiap desa
- Menentukan urutan desa prioritas yang akan ditangani berdasarkan besarnya kesenjangan
- Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
- Membangkitkan peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumberdaya
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
- Peningkatan pelayanan ANC disemua fasilitas yankes (mutu dan jangkauan)
- Peningkatan pertolongan Bulin oleh nakes profesional
- Peningkatan DDRT Bumil baik oleh nakes, kader maupun dukun bayi
- Peningkatan pelayanan neonatal (mutu dan jangkauan)
PELAYANAN ANC
Standart minimal 5 T:
- Timbang berat badan ukur tinggi badan
- (Ukur) Tekanan darah
- (Pemberian Imunisasi) Tetanus toksoid (TT) lengkap
- (Ukur) Tinggi fundus uteri
- (Pemberian) Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
FREKUENSI ANC
- Minimal 1 kali pada triwulan pertama
- Minimal 1 kali pada triwulan kedua
- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
PERTOLONGAN PERSALINAN
- Oleh tenaga profesional: Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan
- Memenuhi standart minimal 3 bersih: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
- Prinsip persalinan: steril, sesuai SOP, merujuk kasus yang tidak mampu ditangani
STRATEGI MAKING PREGNANCY SAFER ( MPS )
- Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
- Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
- Setiap wanita usia subur ( WUS ) mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran
MENANGANI KEMATIAN AKIBAT TERLAMBAT
- Terlambat mengenali bahaya resiko tinggi
- Terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
- Terlambat memperoleh transportasi / rujukan
- Terlambat memperoleh penanganan GDON (Gawat Darurat Obstetri Neonatal) secara memadai
DDRT BUMIL (deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil)
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak > 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Tinggi badan < 145 cm Berat badan < 38 kg atau Lila < 23,5 cm. Riwayat keluarga: DM, HT, cacat kongenital Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul RISTI BUMIL Hb kurang dari 8 gr. % Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg).
- Oedema yang nyata
- Eklampsia
- Perdarahan per vaginam
- Ketuban pecah dini
- Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
- Letak sungsang pada primigravida
- Infeksi berat / sepsis
- Persalinan prematur
- Kehamilan ganda
- Janin yang besar
- Penyakit kronis ibu : jantung, paru, ginjal, dll.
- Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
DDRT NEONATAL
- BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
- Bayi dengan tetanus neonaturum
- Bayi baru lahir dengan asfiksia
- Bayi dengan ikterus neonaturum (ikterus > 10 hari setelah lahir )
- Bayi baru lahir dengan sepsis
- Bayi lahir dengan berat > 4000 gram
- Bayi preterm dan post term
- Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
- Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan
GRAFIK PWS-KIA
- Grafik cakupan K1
- Grafik cakupan K4
- Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
- Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat
- Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
- Grafik cakupan neoantal oleh tenaga kesehatan
CARA MEMBUAT GRAFIK
- Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
- Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur % kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah kiri)
- Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif
- Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa dimasukan ke lajur masing2
- Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
- Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik (↑)
- Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun (↓)
- Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap (−)
RENCANA TINDAK LANJUT
- Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan
- Desa berstatus kurang, yang terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih dalam serta dicari penyebab rendahnya cakupan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik
- Intervensi kegiatan yang bersifat teknis (termasuk logistik) harus dibicarakan dalam minilokakarya puskesmas dan rapat dinas kesehatan kabupaten
- Intervensi kegiatan non teknis (motivasi, penggerakan sasaran, mobilisasi sumberdaya) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan
CARA PENGISIAN KOHORT IBU
NO URUT NO INDEK NAMA ALAMAT RT/RW
IBU SUAMI
1 2 3 4 5
Kolom 1: diisi nomor urut
Kolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TP
Kolom 3: diisi nama ibu hamil
Kolom 4: diisi suami ibu hamil
Kolom 5: diisi alamat ibu hamil
UMUR
IBU KEHAMILAN
<20 20-35 >35 0-12 mg 13-24 >24
6 7 8 9 10 11
6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun diisikan pada kolom 7
9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10
HAMIL KE BB TIII <45 Kg TB <145 cm Hb <8 g% TENSI 160/95
1 2-4 ≥5
12 13 14 15 16 17 18
12, 13, 14: diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan, misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 pada kolom 13 15: diisi tanggal ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada trimester III 16: diisi tanda (√) bila TB ibu < 145 cm 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr% 18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95 mmHg
PENDETEKSI FAK. RISK JARAK KEHAMILAN IMUNISASI
K NK <2TH >2TH TT 1 TT 2 TTU
19 20 21 22 23 24 25
19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non kesehatan, K = kesehatan
21, 22: diisi tanda (√) bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT ulang
KUNJUNGAN IBU
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil dan kode:
O Untuk K 1
# Untuk K 4
* Untuk persalinan
+ Untuk kematian ibu
Contoh: K4 pada tanggal 21 januari, ditulis 21 # pada kolom 26 dan 38
PENOLONG PERSALINAN KELAHIRAN IBU MENYUSUI KET
LM LH
TK DT DTT <2500 ≥2500 <42 hr 42 hr -2 th
50 51 52 53 54 55 56 57
50,51,52: diisi tanda (√) sesuai penolong persalinan; TK = tenaga kesehatan, DT = dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
53,54: diisi tanggal kelahiran, LM = lahir mati, LH = lahir hidup
55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2 kali kunjungan)
56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2 tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang bersangkutan
CARA PENGISIAN KOHORT BAYI
NO URUT NO INDEK NAMA BAYI TGL LAHIR NAMA ORTU ALAMAT
1 2 3 4 5 6
1: diisi no urut
2: diisi nomer indeks dari Family Folder SP2TP
3-6: cukup jelas
L/P BBL KUNJUNGAN
NEONATAL POST NEONATAL
0-7 Hr 8 Hr-1 Bl
7 8 9 10 11
7: diisi sesuai jenis kelamin, L = laki, P = Perempuan
8: diisi angka dalam gram BB bayi yang baru lahir (BBL)
9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb, dan ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)
HASIL PENIMBANGAN
J F M A M J J A S O N D
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
12 – 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R = bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)
Kolom 12, 13, 14, 15, 16: berturut turut ditulis AE 2, AE 3, AE 4, AE 5, AE 6 ( ASI Eksklusif ke 1,2,3,4,5,6)
IMUNISASI
BCG DPT1/P1 DPT2/P2 DPT3/P3 CAMPAK
24 25 26 27 28
24 – 28: diisi tanggal bayi mendapat imunisasi
MENINGGAL KET
TGL TETANUS ISPA DIARE LAIN2
29 30 31 32 33 34
29: diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
30 – 32: diisi tanda (√) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut
33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan diare
34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
.
No comments:
Post a Comment